Waduh, Dalam Lima Bulan Terakhir Sudah 9 Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Ngada
Kasus kekerasan masih saja terjadi di Kabupaten Ngada. Dalam sembilan bulan terakhir saja ada sembilan kasus kekerasan terhadap anak di daerah itu.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Adiana Ahmad
Waduh, Dalam Lima Bulan Terakhir Sudah 9 Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Ngada
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Kasus kekerasan masih saja terjadi di Kabupaten Ngada. Dalam sembilan bulan terakhir saja ada sembilan kasus kekerasan terhadap anak di daerah itu.
Hal itu diungkapkjan Kepala Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan anak dan Perempuan (P3A) pada BPMD-P3A Ngada, Mathilde Paulina Laban, Kamis (30/5/2019).
Paulina menyebutkan sejak Januari hingga Mei 2019, tercatat telah terjadi 9 kasus kekerasan pada anak di wilayah Kabupaten Ngada.
• Pura-Pura Ajak Ngobrol Pemuda di Nagekeo Rudapaksa Seorang Siswi
Menurut Mathilde, data tindak kekerasan terhadap anak di Kabupaten Ngada sejak Januari hingga Mei 2019, terjadi di beberapa wilayah kecamatan.
Ia merincikan, satu kasus pemerkosaan pada anak terjadi di Sangadeto/Kecamatan Golewa, dengan tersangka mendapat putusan hukum 3 tahun penjara. Satu kasus pemerkosaan anak di Turekisa dan saat ini tengah memasuki proses hukum.
Satu kasus tindakan asusila di kecamatan Bajawa yang telah diselesaikan dengan sanksi adat, satu kasus pemerkosaan anak di Ubedolumolo dan saat ini tengah diproses hukum.
• Januari-Mei 2019, Tercatat 9 Kasus Kekerasan Terhadap Anak Di Ngada
Kasus kekerasan lainnya yang cukup miris, terjadi di Mataloko/Dolupore Kecamatan Golewa, saat anak berusia 6 tahun dipaksa melakukan tindakan oral seks.
Dan saat ini, pelaku yang juga masih dibawah umur (usia 15) tahun, telah diproses hukum dengan putusan 2 tahun penjara.
Di Radamasa, Kecamatan Golsel terjadi satu kasus pencabulan pada anak berusia 13 tahun. Kasus kekerasan berikutnya terjadi di Kecamatan Jerebuu/ Watumanu. Selanjutnya ada 2 Kasus penelantaran anak oleh orang tua di Uluwae-Bajawa Utara dan Kelurahan Bajawa.
Mathilde menyampaikan untuk korban pemerkosaan, rata-rata pelakunya adalah orang terdekat, baik tetangga, ayah tiri dan kawan bermain.
• Goo Hara Coba Meracuni Diri Sendiri, Begini Kondisi Ketika Pertama Kali Ditemukan
"Untuk itu diingatkan kepada para orang tua, agar selalu mengontrol pola pergaulan anak dan intens menjaga jarak atau batasan dalam bermain dengan teman maupun kedekatan dengan orang yang lebih tua. Orang tua dan lingkungan memiliki tanggung jawab besar untuk menjamin lingkungan yang aman bagi anak," ujar Mathilde kepada wartawan, Kamis (30/5/2019).
Sementara itu, Kepala BPMD-P3A Ngada, Yohanes Watu Ngebu, mengatakan bahwa kekerasan anak adalah bencana kemanusiaan, mengingat anak adalah pewaris masa depan keluarga dan bangsa. Pembangunan yang berkualitas tidak hanya terlihat dari fisik tapi juga moral dan nilai manusia.
Untuk menghasilkan generasi berkualitas, bermoral dan bernilai, butuh kerjasama semua pihak, mulai dari aparatur Desa, Kecamatan, hingga tingkat atas.