Tim Pemkab Matim Survey Bencana Necak di Lamba Leda

Tim Pemkab Manggarai Timur (Matim) yang terdiri dari Dinas PUPR, Dinas Kominfo, BPBD dan Humas Matim serta konsultan diterjunkan ke lokasi bencana

Penulis: Aris Ninu | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/ Aris Ninu
warga desa Compang Necak Manggarai Timur 

Tim Pemkab Matim Survey Bencana Necak di Lamba Leda

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu

POS-KUPANG.COM | BORONG-Tim Pemkab Manggarai Timur (Matim) yang terdiri dari Dinas PUPR, Dinas Kominfo, BPBD dan Humas Matim serta konsultan diterjunkan ke lokasi bencana longsor di Necak, Desa Compang Necak, Kecamatan Lamba Leda, Jumat (17/5/2019) siang.

Tim ini ke Necak dalam rangka melakukan survey dampak dari adanya bencana Necak tanggal 17 April 2019 lalu bisa dijadikan peluang untuk kemajuan masyarakat.

"Jadi pada tanggal 17 April 2019 sore saat warga sedang mengikuti Pemilu 2019 ada longsor di perbukitan. Lalu longsor itu turun ke Kali Wae Tonggong di Necak. Material longsor lalu menutup kali yang mengalir ke Mbawe, Kecamatan Sambi Rampas. Dampak dari bencana itu ada danau di areal kali tersebut. Sekarang ini lokasi longsor sudah obyek wisata karena ada danau di lokasi tumpukan longsor. Maka itu kami dari Pemkab Matim ke lokasi mau lihat. Kami ingin di lokasi itu bisa ada manfaat untuk irigasi, listrik dan obyek wisata. Kami perlu survey dulu," kata Kabag Humas Setda Matim, Aleks. Rahman di Necak bersama POS-KUPANG.COM menuju ke lokasi bencana, Jumat (17/5/2019) siang.

Kadis PUPR Matim Sidak Jalan di Lamba Leda

Aleks menjelaskan, hasil survey akan dipaparkan dan dikaji agar ada manfaat yang ditangkap untuk kemajuan masyarakat.

"Apakah jadi obyek wisata, pengembangan listrik dan irigasi. Jadi, bencana ini ada hikmatnya bagi masyarakat," papar Aleks.

Kades Compang Necak, Wenseslaus Rahamana kepada POS-KUPANG.COM mengaku bencana di Necak terjadi saat warga sedang mengikuti pemilu.

VIDEO: Lagi, Keluarga Poro Duka Demo ke Kantor DPRD Sumba Barat, Ini Tuntutan Keluarga

"Saat kejadian di lokasi memang jadi tempat mencari kemiri tapi ketika terjadi tidak ada orang yang ada di lokasi. Kejadiannya persis tanggal 17 April 2019 sore makanya warga namakan lokasi danaunya bernama Danau Jokowi," kata Wenseslaus.

Ia pun berharap ada sesuatu yang manfaat bagi masyarakat bagi kemajuan.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved