Semana Santa
SEMANA SANTA: Efek Pemilu, Prosesi Laut ‘Sepi’ Peziarah do Larantuka, Flores Timur-NTT
Peziarah umat Katolik mengikuti prosesi laut relatif sedikit dibanding prosesi tahun-tahun sebelumnya yang mencapai ribuan orang
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Ferry Ndoen
Laporan wartawan pos-kupang.com, eginius mo’a
POS-KUPANG.COM,LARANTUKA---Pem ungutan suara Pemilu nasional serentak, Rabu (17/4/2019) membawa efek langsung terhadap penyelenggaraan prosesi laut pada Jumat Agung (19/4/2019) di Larantuka, Flores Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Peziarah umat Katolik mengikuti prosesi laut relatif sedikit dibanding prosesi tahun-tahun sebelumnya yang mencapai ribuan orang. Ada puluhan perahu motor dan kapal-kapal nelayan terlibat dalam prosesi ini, namun umat yang ikut menumpang di kapal relafif sedikit.
Prosesi laut mengantar Tuhan Yesus Tersalib dari Pante Kota Rewido di Kapela Tuan Meninu menuju ke Pante Kuce di Kelurahan Pohon Sirih dimulai pukul 11.45 Wita.
• Jalan Salib dari Lapangan Motang Rua-Ruteng Diikuti Umat Katolik dengan Khusuk
Yoseph P.Fernnadez menjunjung peti hitam disemayamkannya Tuhan Yesus Tersalib menyerahkan kepada tua adat Kapela Tuan Menino di atas bero (sampan) tradisional yang akan membawaNya ke Pante Kuce.
Ratusan umat yang memenuhi Pante Kota Rewido khusuk dalam devosinya. Peziarah yang mengijkuiti proses laut juga hening di tengah raungan mesin kapal dalam refleksinya di hari kematian Tuhan Yesus.
Prosesi laut berlangsung lancar hingga selesai. Kapal Basarnas dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere dipimpin Kepala Kantor SAR ,I Putu Sudayana, mengawal prosesi yang menutup di baris belakang prosesi memastikan keselamatan dan keamanan prosesi ini.
Peti Tuhan Tersalib tiba di Pante Kuce sekitar pukul 12.20 Wita berlangsung. Selanjutnya Tuhan Tersalib dijunjung kembali oleh Yoseph Fernandes di tahtakan di armida (tempat perhentian) untuk mengikuti proses) malam Jumat Agung.
Tradisi religius perayaan Jumat Agung oleh umat Katolik Kota Larantuka sudah berlangsung lima abad masih terpelihara hingga kini generasi sekarang. Setiap tahun, perayaan ini diikuti puluhan ribu perziarah Katolik dari seluruh Flores, Propinsi NTT, Indonesia hingga wisatawan manca negara. *