Dua Desa Kantong PMI di Sikka Diusul Jadi Desa Migran Produktif

. Hadirnya program pemberdayaan diharapkan mengurangi niat warga menjadi PMI non prosedural.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/EUGINIUS MO'A
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo (kemeja ikat tenun) berada di ruangan Layanan Terpadu Satu Atap Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (LTSA PPPMI) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Sikka, Pulau Flores, Propinsi NTT,Kamis (14/3/2019). 

Dua  Desa  Kantong  PMI  di  Sikka  Diusul Jadi  Desa Migran  Produktif

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Setelah empat  desa menjalani  program  Desa  Migran  Produktif sejak  2017, pemerintah Kabupaten  Sikka  di Pulau   Flores mengusulkan  Desa Reru Wairere di Kecamatan  Palue dan  Desa  Persiapan Waturia   di Kecamatan  Magepanda menjadi calon  Desa Migran Produktif  ke  Kementrian  Tenaga Kerja   RI.

“Dua  desa  yang diusulkan  itu  merupakan  kantong  Pekerja  Migran Indonesia  (PMI).  Kebanyakan mereka menjadi PMI  ilegal   yang telah bekerja di  luar negeri  sebelum   ada program ini  desa migran produktif,” kata Kepala  Dinas  Tenaga Kerja dan  Transmigrasi  Sikka, Germanus  Goleng,  kepada  POS-KUPANG.COM, Kamis  (4/4/2019)  di  Maumere.

Dengan  menjadi  desa migran  produktif, demikian   Germanus, pemerintah pusat   melakukan intervensi program pemberdayaan  bagi    masyarakat di  desa  itu.

Malaysia Open 2019- ini Hal Mistis yang Dialami Pebulu Tangkis Indonesia

Liliyana Natsir Pertanyakan Janji Pemerintah soal Tunjangan Olimpiade

Rontokkan Karang Gigi Dengan Bahan Alami Ini, Cepat dan Mudah!

Hadirnya  program  pemberdayaan diharapkan   mengurangi niat warga  menjadi PMI  non  prosedural.

“Tidak  melarang  warga menjadi  PMI, tetapi kalau  mau  bekerja ke luar negeri  harus   legal  mengikuti semua prosedur dan menjalani  pelatihan  ketrampilan  sebelum  bekerja,”  ujar Germanus.

Germanus  mengakui  ada dampak  positif program  desa  migran produktif di  Desa Done, Dobo, Keso Koja dan Desa  Tuanggeo  berlangsung sejak  2017. Ia  menyebut   kelompok usaha  pengolahan  kemiri  menjadi minyak kemiri  dan kacang mete di  Desa  Done.

“PMI   ilegal  berkurang,  karena   desa  menjadi pusat informasi bagi  calon  PMI  yang  mau  ke  luat negeri. Kalaupun  mereka mau  jalan,  mereka ikuti prosedur,”  kata  Germanus. (Laporan Reportera POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved