Dua Desa Kantong PMI di Sikka Diusul Jadi Desa Migran Produktif
. Hadirnya program pemberdayaan diharapkan mengurangi niat warga menjadi PMI non prosedural.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Dua Desa Kantong PMI di Sikka Diusul Jadi Desa Migran Produktif
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Setelah empat desa menjalani program Desa Migran Produktif sejak 2017, pemerintah Kabupaten Sikka di Pulau Flores mengusulkan Desa Reru Wairere di Kecamatan Palue dan Desa Persiapan Waturia di Kecamatan Magepanda menjadi calon Desa Migran Produktif ke Kementrian Tenaga Kerja RI.
“Dua desa yang diusulkan itu merupakan kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kebanyakan mereka menjadi PMI ilegal yang telah bekerja di luar negeri sebelum ada program ini desa migran produktif,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sikka, Germanus Goleng, kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (4/4/2019) di Maumere.
Dengan menjadi desa migran produktif, demikian Germanus, pemerintah pusat melakukan intervensi program pemberdayaan bagi masyarakat di desa itu.
• Malaysia Open 2019- ini Hal Mistis yang Dialami Pebulu Tangkis Indonesia
• Liliyana Natsir Pertanyakan Janji Pemerintah soal Tunjangan Olimpiade
• Rontokkan Karang Gigi Dengan Bahan Alami Ini, Cepat dan Mudah!
Hadirnya program pemberdayaan diharapkan mengurangi niat warga menjadi PMI non prosedural.
“Tidak melarang warga menjadi PMI, tetapi kalau mau bekerja ke luar negeri harus legal mengikuti semua prosedur dan menjalani pelatihan ketrampilan sebelum bekerja,” ujar Germanus.
Germanus mengakui ada dampak positif program desa migran produktif di Desa Done, Dobo, Keso Koja dan Desa Tuanggeo berlangsung sejak 2017. Ia menyebut kelompok usaha pengolahan kemiri menjadi minyak kemiri dan kacang mete di Desa Done.
“PMI ilegal berkurang, karena desa menjadi pusat informasi bagi calon PMI yang mau ke luat negeri. Kalaupun mereka mau jalan, mereka ikuti prosedur,” kata Germanus. (Laporan Reportera POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a)