Masyarakat Adat Tidak Menolak Pembangunan Waduk Lambo, Tapi Minta Lokasinya Dipindahkan

Para demonstran mendesak pemerintah memindahkan lokasi waduk Lambo dari Lowose ke Malawaka atau Lowopebhu.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Suasana saat AMAN gelar demonstrasi di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, Senin (18/3/2019). 

Masyarakat Adat Tidak Menolak Pembangunan Waduk Lambo, Tapi Minta Lokasinya Dipindahkan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Ratusan lebih warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Nusa Bunga menggelar aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Nagekeo, Senin (18/3/2019).

Koordinator Lapangan, Kristian Minggu, dalam kesempatan tersebut menyampaikan beberapa tuntutan terkait wacana pembangunan waduk Lambo.

Para demonstran mendesak pemerintah memindahkan lokasi waduk Lambo dari Lowose ke Malawaka atau Lowopebhu.

Saat berorasi di depan Kantor Pertanahan Nagekeo, Kristian Minggu, salah seorang pengunjukrasa, mendesak Badan Pertanahan Nagekeo untuk segera menghentikan kegiatan pengukuran tanah demi kepentingan waduk Lambo di Lowose.

“Karena itu adalah tanah ulayat kami yang adalah warisan dari leluluhur kami,” tegasnya.

Dia juga menuding Badan Pertanahan Nagekeo sebagai biang kerok terjadinya masalah atau konflik tanah di Nagakeo selama ini.

“Badan Pertanahan itu yang menjadi biang kerok konflik tanah di Nagekeo. Hentikan semua konspirasi yang merugikan kami masyarakat adat Lambo, Rendu dan Ndora,” pintanya.

Kamtibmas di Lembata Aman, Menyongsong Pilpres dan Pileg 17 April 2019

Lubang Besar di Jalan Banteng Ganggu Lalu Lintas

V BTS Pernah Dibully Sampai Menangis Saat di Bangku Sekolah Lihat Caranya Atasi Bully Bikin Bangga

Warga lainnya, Mince Mawa mengecam Bupati Nagekeo terkait rencana ini.

Ia secara tegas menolak karena selain akan kehilangan luas lahan, juga di Lowo se, terdapat situs budaya, fasilitas umum, dan lahan pertanian.

“Anak cucu kami akan dikemanakan. Situs budaya, kuburan leluhur kami, fasilitas umum, lahan pertanian dan ulayat semua akan hilang dan meninggalkan cerita,”tandas Mince.

Sementara itu, Ketua AMAN, Philipus Kami, dalam orasinya mengaku, prinsipnya masyarakat tidak menolak kehadiran waduk Lambo, tetapi menolak penggunaan lahan yang saat ini akan dijadikan lokasi waduk Lambo.

Menurut dia, warga menolak karena di lokasi itu ada perkampungan warga, tempat ibadah dan tempat ritual adat.

“Ada dua lokasi yang sudah disiapkan oleh warga untuk dijadikan lokasi waduk (Malawaka atau Lowopebhu). Tinggal pilih itu,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Bernadinus Gaso, Ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Lambo di Lowose.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved