Asisten III Setda TTS : Semua Desa Harus Menghasilkan PAD Sendiri
Asisten III Setda TTS, Maksi Oematan berharap ke depan semua desa di Kabupaten TTS harus memiliki pendapatan asli desa (PAD) dengan memanfaatkan keber
Penulis: Dion Kota | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter Pos-kupang.com, Dion Kota
POS KUPANG.COM, SOE – Asisten III Setda TTS, Maksi Oematan berharap ke depan semua desa di Kabupaten TTS harus memiliki pendapatan asli desa (PAD) dengan memanfaatkan keberadaan Bumdes.
Hal ini dimaksud agar kedepan dalam membangun desa, pemerintah desa tidak bergantung 100 persen terhadap dana perimbangan dari pemerintah pusat.
Hal ini diungkapkan Maksi ketika membuka kegiatan Musrembang tingkat Kecamatan Kie, Jumat ( 22/2/2019) di kantor Kecamatan. Maksi mengatakan, setiap desa memiliki potensi yang bisa dikelola untuk mendatangkan PAD bagi desa.
Oleh sebab itu, Bumdes yang sudah terbentuk di desa harus memanfaatkan potensi yang ada untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat sekaligus mendatang PAD bagi desa.
" Jangan 100 persen tunggu dana dari pusat. Kita di desa juga punya potensi yang bisa mendatangkan uang. Jadi Bumdes yang sudah terbentuk harus bekerja untuk mendatangkan uang bagi desa.
Jangan pemerintah desa sudah alokasikan anggaran untuk Bumdes tetapi tidak untuk malah rugi. Harus punya kreatifitas dan inovasi dalam mengelolah potensi lokal yang ada," pinta Maksi.
Saat ini lanjut Maksi, Kabupaten TTS sudah memiliki bupati dan wakil bupati definitif. Oleh sebab itu dirinya meminta agar pemerintah desa melakukan merevisi rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) untuk disesuaikan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati TTS dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi masyarakat TTS, melakukan pemerataan pembangunan dan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Kie.
"Pemkab TTS telah merencanakan untuk membangun sebanyak 7.000 unit rumah bagi keluarga kurang mampu, dan realisasinya setiap desa wajib untuk membangun 10 unit rumah per tahun bagi masyarakat kurang mampu dengan menggunakan alokasi dana desa.
Oleh sebab itu, RPJMDes harus disesuaikan dengan visi misi bupati TTS sehingga mempercepat pencapaian visi misi bupati dan wakil bupati TTS periode 2019-2024 ," ujarnya.
Camat Kie, Lodovikus Kause dalam sambutannya mengatakan, di Kecamatan Kie terdapat dua destinasi wisata yang cukup terkenal yaitu, Kampung Adat Desa Boti dan Desa Wisata Fatu Ulan (negeri di atas awan).
Namun, kedua potensi ini belum mampu dikelola dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun mendatangkan PAD. Oleh sebab itu, kedepan, dirinya berharap adanya kerjasama yang baik antara pemerintah tingkat desa, kecamatan dan Kabupaten dalam mengelolah dan menata potensi wisata yang ada guna mendatangkan keuntungan bagi masyarakat.
" Kita di sini ada dua obyek wisata yang sudah terkenal, tetapi dampak keberadaan potensi obyek wisata ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat belum terasa. Oleh sebab itu, kedepan perlu ada kerja sama yang baik untuk menata dan mengembangkan potensi yang ada tersebut," sebut Lodovikus.
Terkait dengan keberadaan BUMDesa, Lodovikus mengaku, dari 13 desa yang berada di Kecamatan Kie semua telah memiliki Bumdes. Tetapi diakui, mayoritas Bumdes yang ada belum mampu mengeluarkan satu produk unggul sebagai sumber penghasil PAD.
Kedepan, dirinya mendorong dengan adanya intervensi dana desa ke Bumdes dalam bentuk penyertaan modal, setiap BUMDes yang ada harus mampu menghasilkan minimal satu produk unggulan desa.
"Saya sudah memberikan penegasan kepada setiap desa agar kedepan setiap BUMDes wajib memiliki produk unggulan dan melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus mendatangkan pendapatan bagi desa," pungkasnya. (*)