Ini Permintaan Terakhir Andreas de Carvalho Sebelum Ajal Menjemputnya
Sebelum ditemukan meninggal di cekdam, Andreas de Carvalho (7) siswa SDI Tasipah,Kabupaten Kupang,sempat minta dibelikan baju baru
Penulis: Edy Hayong | Editor: Adiana Ahmad
Ini Permintaan Terakhir Andreas de Carvalho Sebelum Ajal Menjemputnya
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong
POS-KUPANG.COM I OELAMASI- Sebelum ditemukan meninggal di cekdam, Andreas de Carvalho (7) siswa SDI Tasipah, Desa Oefafi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sempat meminta dibelikan baju baru. Permintaan itu disampaikan kepada sang ibunda, Juliana Soares.
Sayang, belum sempat permintaannya terkabulkan, Andreas terlebih dahulu dipanggil sang khalik.
Sang bunda berjanji akan membelikan baju baru untuk almarhum setelah pulang sekolah.
Juliana Soares kepada POS KUPANG.COM di rumah duka di Desa Oefafi, Selasa (19/2/2019) terus menangis meratapi anak semata wayangnya yang terbaring kaku di tempat tidur.
• Tenggelam di Cek Dam, Kupang Timur, Luis da Costa Sedih Kehilangan Cucu Semata Wayang
• 4 Kejadian Bocah Tenggelam Secara Tragis di NTT Ini Pernah Hebohkan Masyarakat, Tempatnya Bervariasi
Sesekali dia menyalami pelayat yang datang melihat korban. Dengan suara terbata-bata, Juliana menceritrakan tanda-tanda sebelum putranya menemui ajal.
Juliana menuturkan, kematian anaknya ini tak pernah dibayangkan sebelumnya. Korban selama ini sangat penurut dan rajin ke sekolah.
Sebelum berangkat ke sekolah, diakui Juliana, korban sempat memintanya untuk dibelikan baju baru. Apabila tidak dibelikan maka dirinya tidak mau ke sekolah.
"Sebelum jalan ke sekolah dia (korban) minta beli baju baru. Saya bilang ya nanti beli setelah pulang sekolah. Sayapun kemarin itu mau urus dia punya kartu indonesia pintar (KIP) di Oesao. Saya masih singgah di kantor desa dan kepala desa pesan nanti bawa dengan Andreas. Waktu pulang belum sampai rumah orang kasitahu bahwa Andreas hilang, saya langsung datang di rumah," katanya.
Dijelaskannya, korban biasanya pulang sekolah tiba di rumah pukul 10.00 wita namun hari kejadian itu justru sampai pukul 12.00 wita belum kembali. Sampai diberitahu warga kalau korban ditemukan meninggal di cekdam.
"Saya tidak tahu kalau beli baju baru itu merupakan permintaannya terakhir. Saya memang mau belikan tapi saya pesan nanti pulang sekolah dulu. Dia memang sempat ngambek tidak mau pergi sekolah. Tapi saya bujuk-bujuk lalu kasih dia uang Rp 1.000. Setelah itu dia mandi pergi sekolah. Saya sedih sekali kejadian ini," kata Juliana.
Korban dan ibundanya selama ini tinggal bersama opanya, Luis da Costa. Mereka tinggal di RT 015/ RW 009, Desa Oefafi, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
• BREAKING NEWS: Dua Siswa SDI Tasipah Tuapukan Ditemukan Tewas Tenggelam di Cekdam
• Nelayan Oesapa Tenggelam di Perbatasan Australia, Ditemukan Selamat, Penuh Luka Digigit Ikan
Selama ini Luis da Costa yang memelihara dan membesarkan korban bersama ibu kandungnya karena sang ayah korban tidak bertanggung jawab sejak korban masih dalam rahim ibunya.
Luis da Costa ketika ditemui POS KUPANG.COM di rumah duka di Desa Oefafi, Selasa (19/2/2019) dengan berlinang airmata menceritakan kedekatannya dengan cucu semata wayangnya ini.