Warga Desa Ranakolo Butuh Embung

Soal genangan air di petak petak sawah itu terjadi bila curah hujan tinggi dan luapan air dan luapan air karena banjir.

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/ROMOALDUS PIUS
Warga Desa Ranakolo Darius Pio 

Warga Desa Ranakolo Butuh Embung

POS-KUPANG.COM|ENDE—Warga Desa Ranakolo, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, khususnya para petani sawah di daerah itu masih membutuhkan setidaknya 3 embung lagi guna memenuhi kebutuhan air untuk sawah warga di desa tersebut.

Darius Pio, petani di Desa Ranakolo, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende mengatakan hal itu kepada Pos Kupang.Com, Senin (18/2/2019) di Ende.

Darius yang mendatangi Redaksi Pos Kupang di Ende mengatakan bahwa sesuai dengan permintaan petani dan rapat Musrengbangdes tingkat Desa Ranakolo warga masih membutuhkan setidaknya 3 bangunan embang lagi guna mencakupi kebutuhan air di musim hujan apabila curah hujan kurang dan di musim kemarau.

Apabila ada pihak lain yang menyatakan bahwa tidak membutuhkan embung itu adalah pernyataan yang keliru mungkin yang bersangkutan tidak tahu kondisi lahan dan tidak punya sawah sedangkan bagi warga yang memiliki sawah tentu masih membutuhkan keberadaan embung.

Darius juga mengatakan bahwa tentang adanya pernyataan yang mengatakan bahwa adanya proyek siluman embang di Desa Ranokolo, Kecamatan Maurole menurutnya itu adalah tidak benar karena karena yang ada adalah program dari Dinas Pertanian Kabupaten Ende yang dikerjakan oleh kelompok petani dan sistim padat karya oleh kelompok tani sungai Saate I.

Menurut Darius pengadaan embung tersebut dilakukan lewat pertemuan kelompok tani dan diketahui pemerintah setempat dan keuangannya langsung masuk ke rekening kelompok.

Menurut Darius embung saat sangat dibutuhkan oleh petani disaat curah hujan rendah dan atau ketika terjadi musim kemarau sehingga terjadi penurunan debit air maka untuk memenuhi kebutuhan akan air bagi sawah warga dibutuhkan embung.

OJK Tindak Tegas Fintech Legal Bila Lakukan Ancaman

DBD Tidak Bisa Musnah Tanpa Partisipasi Warga

Sebelum Nonton Debat Capres, Relawan Jokowi NTT Bakar Lilin

Wakasek SMAN 4 Kota Kupang Harap Dinas Pendidikan NTT Ambil Sikap Tegas

Soal genangan air di petak petak sawah itu terjadi bila curah hujan tinggi dan luapan air dan luapan air karena banjir.

Dan genangan air di petak sawah warga menjadi hal yang biasa terjadi setiap musim hujan, bukan baru sekarang karena adanya embang. Itupun hanya beberapa jam setelah itu air surut lagi dan tidak merusak tanaman padi.

“Kami masyarakat Desa Ranokolo, Kecamatan Maurole khususnya hamparan sawah KESE tidak setuju kalau ada yang menyatakan proyek siluman hal itu bBerdasarkan usulan masyarakat tani lewat forum Musrengbangdas tahun 2017 senilai Rp 120 juta dan lewat sosialisasi bersama kelompok tani penerima program kegiatan embang dan lewat survei lapangan,” kata Darius.

Menyusup ke Sarang ISIS Selama 6 Bulan, Wartawan Prancis Temukan Fakta Mengejutkan

Rektor Unkris Kupang: Pembangunan Infrastruktur Harus Menunjang Produksi Pertanian NTT

Wanita Asal Kefamenanu Histeris Saat Sadar Suami Meninggal Disampingnya

Esthon Foenay Ikut Nobar Debat Capres-Cawapres di Kelurahan Tode Kiser

Bahkan permintaan petani dan rapat Musrengbangdes masih dibutuhkan 3 bangunan embang lagi guna mencakupi kebutuhan air di musim hujan apabila curah hujan kurang dan di musim kemarau.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved