Tidak Ada Jembatan Penyeberangan, Ibu Hamil di Nagekeo Nekat Lawan Derasnya Sungai Lowo Sesa

Seorang ibu hamil dari Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo NTT harus berjuang melawan derasnya arus Sungai Lowo Sesa.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Tidak ada jembatan penghubung, seorang ibu hamil asal Desa Alorawe dibantu warga terpaksa harus melawan derasnya arus Sungai Lowo Sesa di Boawae Kabupaten Nagekeo, Senin (11/2/2019). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Seorang ibu hamil dari Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo NTT harus berjuang melawan derasnya arus Sungai Lowo Sesa.

Ibu hamil itu adalah Yasinta Wea. Usia kandungannya sudah sembilan bulan.

Senin (11/2/2019) ia dibantu oleh petugas kesehatan bersama warga Alorawe menyeberangi Sungai Lowo Sesa.

Jika tidak hati-hati maka akan berbahaya dan merenggut nyawa.

Desa Alorawe merupakan satu di antara beberapa desa di Kecamatan Boawae.

Jarak dari Alorawe hingga Puskesmas Boawae sekitar 20 km.

Ibu hamil itu tak sendirian. Ia dibantu oleh petugas kesehatan dan warga saat itu.

Untuk sampai ke Puskesmas Boawae, ibu hamil bersama petugas kesehatan dari Alorawe harus berjuang keras melawan derasnya arus air sungai tersebut.

Warga setempat biasa menyebut sungai itu Kali Lowo Sesa, sewaktu-waktu dapat menghanyutkan nyawa jika tidak berhati-hati saat menyeberang kali.

Panjang jika menyeberang itu sekitar 100 meter dan ketinggian air sampai leher orang dewasa, baru sampai ke sebelah kali.

Jembatan penghubung yang tidak tersedia antar Desa Alorawe dengan Desa Dhereisa, memaksa warga Alorawe harus bertaruh nyawa menyeberangi kali demi sampai ke Boawae, ibu Kota Kecamatan Boawae.

Hampir setiap hari, mereka melakukan itu lantaran tidak ada jalan alternatif yang lebih dekat ke Boawae.

Saat musim hujan dan kadang banjir seperti saat ini, tak bisa menyeberangi kali yang arusnya cukup deras.

Meskipun ada keperluan mendadak di Boawae atau di Mbay ibu kota Kabupaten Nagekeo terpaksa harus ditunda demi keselamatan. Jika paksa akan berbahaya dan menghanyut nyawa.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved