Pengusaha Sapi Kabupaten Kupang Salut Program Tol Laut Presiden Joko Widodo
Pengusaha Sapi Kabupaten Kupang Salut Program Tol Laut Presiden Joko Widodo
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Pengusaha Sapi Kabupaten Kupang Salut Program Tol Laut Presiden Joko Widodo
POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Pengusaha sapi di Kabupaten Kupang salut dengan program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Program Tol Laut ini mulai diterapkan September 2018 yang merupakan peralihan dari pola cargo pengiriman sapi dari Kabupaten Kupang ke DKI Jakarta dan Kalimantan.
Salah satu peternak sapi di Kabupaten Kupang, Melky Tanehe, kepada POS-KUPANG.COM, Senin (4/2/2019), mengatakan, pola pengiriman sapi dari Kabupaten Kupang selama ini menggunakan sistem cargo.
• Tahun 2018 Ada 300 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di NTT
Pengiriman sapi menggunakan cargo dari Kupang ke Surabaya, Jawa Timur dengan biaya Rp 1,250 juta/ekor. Sistem cargo ini memang memiliki resiko cukup besar karena sapi yang diangkut dalam kapal berhimpitan.
"Kalau sistem cargo memang resiko cukup besar. Bisa sapi mati atau patah kaki karena di dalam kapal itu sapi berdiri berhimpitan. Resiko sapi stres lebih besar dan ini imbasnya pada berat sapi bisa turun," katanya.
• 160 Peserta Ikut Pelatihan Kerja di Balai Latihan Kerja Provinsi NTT
Dia melanjutkan, pola pengiriman cargo ini kemudian dirubah menggunakan pola pengiriman tol laut karena sapi lebih nyaman. Seluruh fasilitas VIP sehingga sapi lebih leluasa bergerak di dalam kapal. Walaupun biaya agak tinggi mencapai Rp 1,450 juta/ekor patut dipahami karena seimbang dengan fasilitas yang disiapkan.
"Proses pengiriman lebih tertib jika gunakan pola pengiriman melalui tol laut. Setelah kita dapat rekomendasi dari Peternakan Kabupaten Kupang kemudian dibawa ke provinsi lalu ke Kantor Satu Atap lalu ambil sampel darah baru masukan ke karantina," jelasnya.
Dirinya menilai program tol laut sangat menguntungkan karena pemilik sapi tidak akan gelisah karena langsung ke DKI Jakarta. Namun dirinya mengusulkan agar pengiriman sapi harus mempertimbangkan mutu berat.
Selama ini berat sapi yang diminta dari daerah tujuan berkisar antara 150-200 kilogram dan ini akan memberatkan daerah. Maksudnya, jika ini terus dilakukan maka populasi akan berkurang.
"Kalau bisa berat sapi yang dikirim keluar daerah minimal 250-225 kilogram sehingga populasi dengan berat dibawa ini masih tetap ada. Ini masukan saya untuk pemerintah," katanya. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Edi Hayong)