Hari Bhakti Imigrasi 69, Kantor Imigrasi Kupang Dapat Penghargaan Terbaik Tindakan Pro Justisia
Kantor Imigrasi Kupang melakukan tindakan pro Justisia sebanyak tujuh kasus, menjadi terbanyak di lingkungan keimigrasian.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Kupang sebagai kantor imigrasi kelas 1 terbaik dalam tindakan pro justisia untuk lingkungan keimigrasian seluruh Indonesia.
Pemberian penghargaan ini dilakukan dalam Apel Hari Bhakti Imigrasi ke-69 yang dilaksanakan pada Senin (28/1/2019) di Lapangan Kantor Imigrasi Kelas 1 Kupang di Jalan Farmasi Kelurahan Oesapa Selatan Kota Kupang, NTT.
• ASN Nikodemus di TTS Dapat uang Rp 5 Juta dari Gubernur NTT , Begini Perasaan Niko
Piagam penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM ini secara simbolis diberikan oleh Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI NTT Achmad Samadan kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Kupang I.G.Nyoman R. Taufik.
• Ahok & Puput Nastiti Devi Siap Menikah, Veronica Tan Pilih Bikin Masakan Ini Buat Kedua Anaknya
Penghargaan ini diperoleh Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Kupang atas prestasinya dalam penegakkan hukum keimigrasian dimana selama tahun 2018, Kantor Imigrasi Kupang melakukan tindakan pro Justisia sebanyak tujuh kasus, menjadi terbanyak di lingkungan keimigrasian.
• BBPP Kupang, Tuan Rumah Kegiatan Pelatihan Penyuluh dari 8 Provinsi
• WOW ! ASN di TTS Dapat Rp 5 Juta dari Gubernur NTT Viktor Laiskodat
Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI Achmad Samadan mengatakan pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas prestasi yang diraih kantor imigrasi Kupang dalam kategori penegakan hukum keimigrasian.
Senada, Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham NTT, Erwin Wantania menambahkan selama tahun 2018, Kantor imigrasi kelas I TPI Kupang telah melaksanakan tindakan pro justisia kepada imigran asal China yang ditangkap oleh pihak Ditpolair Polda NTT pada 14 Juni 2018 lalu.
Kepada tujuh imigran ini telah dilakukan penindakan pro justisia dengan hukuman denda Rp 25 juta per orang dan telah dideportasi ke negara asalnya pada tahun 2018 silam. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)