Bantu Penyebrangan Warga di Desa Sungkaen dan Nababan TTU, Satgas Yon 741/GN Buat Rakit
Mereka membantu warga di sana membuat rakit yang digunakan untuk membantu penyebrangan warga dari Desa Sungkaen ke Desa Nainaban ataupun sebaliknya.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU--Anggota Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN dari Pos Baen membantu warga yang ada di Desa Sungkaen, Nainaban, dan Inbaten di Kecamatan Bikomi Nainulat.
Mereka membantu warga di sana membuat rakit yang digunakan untuk membantu penyebrangan warga dari Desa Sungkaen ke Desa Nainaban ataupun sebaliknya.
Rakit tersebut terbuat dari bambu yang kemudian diikat dengan tali, sehingga nantinya dapat digunakan oleh warga untuk menyebrang dari Desa Sungkaen ke Desa Nainaban ataupun sebaliknya.
Pembuatan rakit tersebut karena tidak ada jembatan penyebrangan yang dapat digunakan oleh warga di tiga desa yang ada di Kecamatan Bikomi Nainulat, Kabupaten TTU.
• Ternyata Sumur Air Zam Zam Pernah Sempat Mengering dan Tertutup, Inilah Kisahnya!
• Terjerat Hutang? Inilah Doa - Doa Agar Segera Terbebas dari Hutang dan Cepat Kaya
Selain itu, pembuatan rakit juga sebagai bentuk partisipasi TNI untuk membantu warga agar dapat melakukan penyebrangan dengan lebih aman dan nyaman.
• Ternyata Sumur Air Zam Zam Pernah Sempat Mengering dan Tertutup, Inilah Kisahnya!
• Gubernur Viktor Laiskodat Lihat Pesawat Tempur T50
• Gadis Ini Utamakan Kesetiaan, Rela Dinikahi Kakek 70 Tahun. Anak pun Tak Tahu Kisah Cinta Sang Ayah
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN, Mayor Inf. Hendra Saputra kepada wartawan mengatakan, rakit yang dibuat oleh anggotanya tersebut mengutamakan safety first.
"Jadi anggota kami telah mengupayakan membuat rakit dengan perlengkapan yang sudah sesuai dengan safty first yang kami bawa dari satuan sehingga dapat digunakan oleh warga untuk melakukan penyebrangan," ujar Hendra kepada Wartawan di Napan, Sabtu (26/1/2019).
Hendra mengatakan, akses transportasi di daerah tersebut sangat sulit karena tidak adanya jembatan penyebrangan yang dapat digunakan warga untuk penyebrangan.
"Kalau misalnya anak sekolah menyebrang tanpa rakit, maka akan mengancam keselamatan mereka sendiri. Dan kalau menyebrang tanpa rakit mereka akan basah. Kasian mereka," ungkap Hendra. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)