Berita Kota Kupang

Aliansi Peduli Kemanusiaan Demo : Nakertrans Bertanggungjawab atas Peristiwa yang Menimpa Selfina

Ratusan massa ini membawa spanduk, karton dan baliho yang bertuliskan tuntutan-tuntutan kepada Nakertrans.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI
Selfina Etidena 

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Pencekalan terhadap Selfina Etidena, mahasiswi STT. Galilea, asal Alor oleh Satgaspam dan Satgasnaker di Bandara El Tari Kupang pada Jumat (4/1/2019) berbuntut panjang.

Pada Senin (14/1/2019) Aliansi Peduli Kemanusiaan yang tergabung dari berbagai organisasi masyarakat dan mahasiswa menggelar demonstrasi di Kantor Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan Provinsi NTT.

Mereka menuntut Nakertrans bertanggung jawab karena telah menelantarkan Selfina, sejak dicekal sampai hari ini. Ratusan massa ini membawa spanduk, karton dan baliho yang bertuliskan tuntutan-tuntutan kepada Nakertrans.

Sebelum aksi digelar, rombongan berkumpul di Bundaran PU, Kupang. Selfiana Etida dan pamannya, Ones Lande, turut hadir. Sejumlah tokoh-tokoh masyarakat Alor yang berdiam di Kupang hadir pula dalam aksi demonstrasi tersebut.

Ratusan demonstran tersebut sekira pukul 10.00 Wita dari Bundaran PU, bergerak menuju kantor Nakertrans. Dalam orasinya, koordinator umum aksi tersebut, Barka Manepalai menuntut Plt Kadis Nakertrans dicopot dari jabatannya.

"Kami dari aliansi peduli kemanusiaan tuntut Plt. Nakertrans harus segera dicopot karena tidak mampu menjalankan tugas dengan baik," seru Barka disambut teriakan dan tepuk tangan dari demonstran.

Barka menjelaskan, mereka sangat mendukung pemberantasan human trafficking di NTT, namun tidak setuju dengan cara atau sistem yang diterapkan oleh Nakertrans melalui pencekalan di Bandara El Tari Kupang.

Menurutnya, seharusnya ditangkap adalah pelaku human trafficking bukan korban. "Aneh sekali pelakunya dibiarkan merajalela, sementara para korban ditelantarkan," tegasnya.

Selfina Etidena
Selfina Etidena (POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI)

Sementara itu, ketua poros perjuangan rakyat (Pospera) NTT, Yanto Lili, menegaskan, perilaku Satgaspam dan Satgasnaker terhadap Selfina merupakan bentuk pelanggaran HAM.

"Apakah kalian adik kami kulitnya hitam dan keriting makanya kalian tangkap? Apa dasar pencekalan terhadap adik kami? Ini diskriminasi RAS, namanya," ungkapnya berapi-api.

Untuk itu, ia juga menuntut agar petugas Satgaspam dan Satgasnaker juga dipecat dan pencekalan di Bandara El Tari Kupang untuk sementara dinonaktifkan sampai ada SOP yang jelas.

Menurutnya, kalau ingin memberantas human trafficking, jangan hanya di Bandar saja, tapi harus turun sampai ke kampung-kampung sebab di sanalah para pelaku human trafficking berkeliaran.

Suasana pertemuan Aliansi Peduli Kemanusiaan dengan DPRD NTT di Ruang Kelimutu, Senin (14/1/2019)

 
Suasana pertemuan Aliansi Peduli Kemanusiaan dengan DPRD NTT di Ruang Kelimutu, Senin (14/1/2019)   (‎POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru)

Massa semakin kencang meneriakan agar Plt. Kadis Nakertrans segera dicopot, saat Sisilia Sona, menghampiri para pendemo di depan kantor Nakertrans. "Ini dia ibu yang mengatakan kalau adik kita Selfina bukan mahasiswi," teriak massa.

Ketua Pospera pun terus melancarkan orasinya. "Apakah ibu sudah cantik sehingga menahan anak kami yang hitam dan keriting. Apa parameter seseorang dicekal, sementara adik kami punya KTP," tegasnya.

Sisilia Sona yang mendengar dan menyaksikan demonstrasi tersebut tampak berdiri tegap dikawal Satpol PP.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved