Berita Kabupaten Manggarai Barat
Terkait Ketiadaan Tenaga Medis di Desa Golo Riwu! Ini Tanggapan Pemkab Manggarai Barat
"Kami akan berupaya untuk segera menempatkan tenaga medis di desa itu. Tentu terlebih dahulu kami koordinasi dengan pihak Puskesmas
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS--KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus
POS--KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Pemkab Mabar), melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD), menanggapi permintaan dari Persatuan Pemuda Desa Golo Riwu (PPDGR) untuk menempatkan tenaga medis di desa mereka.
Kepala BKPPD Mabar Sebastianus Wantung, menjelaskan bahwa pihaknya segera berusaha agar salah satu petugas medis dari Puskesmas di wilayah itu untuk bertugas di Pukesmas Pembantu (Pustu) Desa Golo Riwu.
"Kami akan berupaya untuk segera menempatkan tenaga medis di desa itu. Tentu terlebih dahulu kami koordinasi dengan pihak Puskesmas," kata Sebastianus saat dikonfirmasi POS--KUPANG.COM, Selasa (8/1/2019).
Salah satu anggota PPDGR Redemtus Ruly Sedan, saat ditemui di kantor Bupati Mabar sehari sebelumnya mengatakan, sudah hampir dua tahun Pustu di desa mereka tidak ada petugas medisnya.
• Kebijakan Lion Air Hapus Bagasi Gratis ! Penumpang di Bandara El Tari Kupang Belum Tahu
• Cinta Istri pada Suami, Rela Tidur Selama Satu Tahun dengan Mayat Sang Suami
"Sekarang ini kalau mau dapat pelayanan dari medis, kami harus ke desa tetangga di Poskesdes Desa Compang Kules jaraknya sekitar 2 kilo meter atau ke Puskesmas Wae Pitak di Desa Tueng sekitar 10 kilo meter. Pilihan lainnya ke Golo Welu. Kasihan ibu-ibu yang melahirkan dan pasien DBD yang sekarang masih ada," kata Redemtus.
Ke Puskesmas desa tetangga itu kata dia harus berjalan kaki karena kondisi jalannya buruk. Kendaraan yang bisa digunakan hanya sepeda motor tetapi cukup sulit melewati ruas jalan yang rusak.
Sebelumnya diberitakan, seorang bayi laki-laki di Desa Golo Riwu, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), diberi nama Oto oleh orang tuanya karena lahir di dalam kendaraan.
Oto adalah sebutan bagi kendaraan roda empat di NTT.
Sekitar Bulan Oktober 2018 lalu, ibu dari sang bayi ini dihantar oleh keluarganya menuju Puskesmas Wae Pitak di Desa Tueng yang jaraknya sekitar 10 Km yang berada di desa tetangga.
Ibu hamil ini terpaksa dihantar ke Puskesmas Wae Pitak karena Pustu di kampunya yaitu di Desa Golo Riwu, sudah hampir dua tahun tidak ada petugas medis termasuk bidan.
Jumlah total ibu hamil di Golo Riwu yang melahirkan dalam perjalanan saat hendak ke Puskesmas desa tetangga sebanyak tiga orang.
Selain itu ada satu orang pria dewasa yang meninggal dunia akibat tidak tertolong secara medis karena tidak ada petugas medis di Pustu desa tersebut.
Ketua Persatuan Pemuda Desa Golo Riwu (PPDGR) Ignasius Didimus Loyola Mense, menuturkan itu kepada POS--KUPANG.COM, Senin (7/1/2019).
Menurutnya, bila Pustu di Golo Riwu memiki petugas medis peristiwa melahirkan dalam kendaraan tidak akan terjadi.
"Satu orang ibu hamil melahirkan dalam mobil saat hendak ke Puskesmas Wae Pitak, kurang lebih tiga bulan lalu. Karena melahirkan dalam kendaraan, anaknya diberi nama Oto. Anaknya laki-laki, saat ini anak itu sehat. Total ibu hamil di desa kami yang melahirkan dalam oto sebanyak tiga orang," kata Ignasius.
Mereka meminta bupati agar segera menempatkan tenaga medis di Pustu desa mereka, terutama bidan untuk menangani sejumlah ibu hamil.
"Selain melahirkan di dalam oto, ada juga ibu hamil yang misgram karena tidak ada bidan untuk mengecek kandungannya. Kami minta bupati segera menempatkan tenaga medis di desa kami," kata Ignasius.(*)