Berita Kabupaten Sikka
Januarius Takut Diamuk Keluarga Korban Tertimbun Longsor
Joni mengamankan diri di Mapolres Sikka. Joni mengaku untuk sementara waktu berada di kantor polisi, meski dorongan yang kuat kembali ke
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM, MAUMERE---Januarius Joni, pemilik lahan pasir yang longsor Senin (7/1/2019) pagi, menimbun tiga anak warga Dusun Watuwolot, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur, baru tahu tewasnya tiga anak Selasa (8/1/2019) pagi di Mapolres Sikka.
Semenjak Senin malam, Joni mengamankan diri di Mapolres Sikka. Joni mengaku untuk sementara waktu berada di kantor polisi, meski dorongan yang kuat kembali ke kampung menemui langsung keluarga ketiga anak itu.
Ia mengatakan akan mencari waktu yang tepat kembali ke kampung bertemu keluarga korban. Rumah mereka berdekatan dan terikat hubungan keluarga.
Joni tak tahu keadaan istri dan kedua anaknya di kampung pasca musibah. Kemungkinan mereka juga mengungsi atau bersembunyi di lokasi lain yang aman.
Kampungnya di Dusun Watuwolot tidak bisa mengakses telphon seluler. Ketika bateri lemah atau habis di-charge di rumah tetangga yang memiliki aliran listrik.
“Saya tahu tiga anak yang mati tadi pagi dari koran. Saya mau bertanggungjawab untuk urusan adat dan lain-lain, tapi saya masih takut kembali. Mungkin saya minta lewat pemerintah desa memfasilitasinya,” ujar Joni di Polres Sikka.
Ia mengaku tak terlintas firasat akan terjadi musibah di lahan penggalian pasir miliknya. Hari Senin tidak ada jadwal pemuatan pasir,meski dia telah mengumpulkan pasir di tempat penggalian diangkut.
Sempat juga terlintas anak-anaknya menjadi korban musibah itu. mereka sering ikut serta menggali pasir.
“Saya sempat tanya lewat keluarga mungkin ada tenda di halaman rumah saya. Ternyata tidak ada. Semula saya pikir, jangan sampai anak saya nomor dua ikut gali pasir,”katanya.
• Usai Sertijab di Denpasar! Danrem 161 Wirasakti Bersama Kasdam Diponegoro Tiba di Kupang
• Yos Rera Beka Dilantik Jadi Penjabat Sekda
Menurut Joni, kalau istri dan anak-anaknya ada di rumah saat kejadian, tentu mereka mendengar atau menyaksikan runtuhan tanah dan batu besar menimbun para korban. “Bunyinya akan besar sekali,” ujar Joni.
Ia mengatakan akan mencari waktu yang tepat kembali ke kampung bertemu keluarga korban. Rumah mereka berdekatan dan terikat hubungan keluarga. *