Berita Kota Kupang
Kisah Pilu Seorang PSK Karang Dempel, Pernah Jadi Mahasiswi dan Pernah Berkeluarga
Mereka mengantre karena jumlah PSK yang ada sudah berkurang. "Kalau kamar-kamar yang tertutup itu mas, udah pada pulang,"
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM | KUPANG - "Sudah dua tahun saya jadi PSK, sungguh saya tidak pernah bahagia dengan pekerjaan yang saya jalani ini. Mau tak mau saya bertahan karena keadaan,"
Demikian diungkapkan Sunarti (bukan nama sebenarnya) kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (2/1/2018) malam, di Lokalisasi Karang Dempel, Kecamatan Alak, Kupang.
Ia mengisahkan, dirinya pernah kuliah kebidanan di salah satu universitas di Pulau Jawa. Karena orangtua tak lagi sanggup membiayai, kuliahnya terhenti.
Sebelum menjadi PSK Sulastri juga pernah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak.
Ia mengisahkan, bahtera rumah tangganya diterpa masalah silih berganti. Suamimya seringkali berselingkuh, memukulnya dan tidak serius menafkahi keluarga.
"Yah saya tidak tau, kenapa nasib begitu malang. Tapi sudahlah lebih baik saya sibuk mencari uang untuk hidup," ungkapnya.
Dengan berat hati Sunarti memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Keadaan ekonominya kian memburuk. Sunarti susah payah menghidupi tiga orang anaknya.
"Anak saya masih kecil-kecil, saya mau kerja atau merawat mereka," ungkapnya.
Meski bertentangan dengan suara hatinya, Sunarti memutuskan untuk menjadi PSK. "Saya benar-benar kalut dengan kondisi keluarga, terpaksa saya memutuskan menjadi PSK," ungkapnya.
"Ceritanya panjang kenapa akhirnya saya sampai di Karang Dempel ini. Tapi sudahlah yang penting saya dan anak-anak saya bisa bertahan hidup," ungkapnya.
Anak-anaknya saat ini dipelihara oleh orangtuanya di Jawa. Setiap bulan, bahkan hampir tiap minggu Sulastri rajin mengirim uang untuk anak-anaknya. "Intinya saya bekerja bukan sekedar untuk kesenangan tapi demi bertahan hidup dan masa depan anak-anak saya," ungkapnya.
• Tujuh Tahun Menanti Calon Istri. Yuk Simak! Kisah Cinta Ustaz Adi Hidayat. Pakai Syarat Ini
• Anda Wajib Tahu Angka SAR pada Smartphone yang Miliki Radiasi Tinggi
Pantauan POS-KUPANG.COM, Rabu (2/1/2018) malam sejumlah pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi tersebut masih beraktivitas melayani pelanggan. Alasannya, mereka butuh uang untuk bertahan hidup.
"Kami masih menunggu keputusan yang jelas dari Pemerintah Kota Kupang, seperti apa nasib kami dan kapan diberi uang. Kalau kami tidak layani pelanggan yang datang, kami mau hidup pakai apa, sementara kami masih di sini," ungkap salah seorang PSK.
Beberapa pelanggan di Lokalisasi tersebut tampak hilir mudik, mengantre di depan kamar PSK.
Mereka mengantre karena jumlah PSK yang ada sudah berkurang. "Kalau kamar-kamar yang tertutup itu mas, udah pada pulang," ungkap salah seorang PSK.