Berita NTT Terkini

Ahli Kopi Dr Sutrisno: NTT Potensial untuk Agrowisata Berbasis Kopi

Dr. Sutrisno mengungkapkan Provinsi NTT yang saat ini telah terkenal dengan produk kopinya potensial untuk dikembangkan agrowisata kopi.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Ahli kopi yang merupakan peneliti pada Puslitkora Jember Jawa Timur, Dr Sutrisno (baju merah) foto bersama Wakil Gubernur NTT, Kadis Pertanian NTT, Kadis Ketahanan Pangan NTT pada Festival Kopi Flobamora yang diselenggarakan Dinas Pertanian Provinsi NTT di Arena Kupang Car Free Day, Sabtu (22/12/2018). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ahli kopi yang merupakan peneliti pada Puslitkora Jember Jawa Timur, Dr. Sutrisno mengungkapkan Provinsi NTT yang saat ini telah terkenal dengan produk kopinya potensial untuk dikembangkan agrowisata kopi.

Hal ini dikatakannya dalam talk show bertema "Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Kopi Rakyat" pada Festival Kopi Flobamora yang diselenggarakan Dinas Pertanian Provinsi NTT di Arena Kupang Car Free Day, Sabtu (22/12/2018).

Dr. Sutrisno yang juga merupakan ahli kopi dari PT 26 Jember bahkan mendorong masyarakat produsen kopi dan pemerintah untuk tidak hanya sekedar menjual produk dan olahan kopi saja, tetapi juga sekaligus menciptakan dan menjual pariwisata berbasis kopi.

Jelang Natal, Bupati Raymundus Imbau Kepada Umat Kristiani di TTU Lakukan Hal Ini

"NTT memiliki tempat dan view yang baik sekali dan indah, jadi kalau kita berbicara (tentang) kopi kita, maka kita juga harus berbicara agrowisata berbasis kopi. Kita tidak hanya menjual kopi tapi juga wisata berbasis kopi," katanya.

Selain mendorong terciptanya agrowisata kopi di NTT, dia juga mendorong dibukanya usaha-usaha berbasis kopi dalam bentuk warung kopi modern.

Ini Pesan Julie Laiskodat kepada Para Ibu di NTT

"Banyak kafe (kopi) yang berkembang di kota besar, baham bakunya dari sini. Kenapa kita juga tidak bisa membuat warung kopi modern di sini, bahan baku kopi sudah kita punya, hanya tinggal wifi dan colokan listrik saja kan?" imbuhnya.

Ia juga meminta agar masyarakat produsen kopi dan pemerintah tidak cepat terlena dengan pencapaian pencapaian yang sudah diperoleh selama ini, tetapi terus berpikir dan membuat terobosan untuk menjaga produktivitas dan kualitas kopi NTT agar tetap terjaga.

"Agar produktivitas dan kualitas terjaga, jangan terlena dengan apa yang telah kita peroleh saat ini, tetapi harus menatap ke depan apa yang harus kita capai kemudian," ia berpesan.

Ia mengingatkan agar tidak terbuai oleh keadaan tetapi tetap memperhatikan dan menjaga produktivitas, kualitas dan keberlanjutan (suistanable) kopi yang daat ini telah memiliki nama besar seperti Kopi Flores Bajawa, Kopi Flores Manggarai dan Kopi Sumba.

Ia mencontohkan di beberapa tempat penghasil kopi spesial, kondisinya telah mengarah pada penurunan produktivitas dan penurunan kualitas, karena saking terlena oleh keadaan. Oleh karena itu ia mengingatkan agar tetap menjaga suistenability kopi organik dengan menjaga bahan tanam, kualitas bahan tanam dan menjaga cara pengolahannya.

"Saya bangga lihat banyak dan macam macam produk olahan kopi NTT, makanya saya katakan proses pengolahan itu juga penting," sambungnya.

Selain itu, ia menilai selain Kopi Arabika yang dibudidayakan, sebetulnya Kopi Robusta pun dapat dibudidayakan juga karena selain memiliki prospek yang baik, jenis ini berdasarkan penelitian sesuai untuk kawasan NTT.

"Saya melihat NTT sebagai sebuah kawasan yang menghasilkan kopi Arabika, tetapi sebetulnya robusta itu penting.Dilihat dari kesesuaian kawasan, sebanyak 85 persen kawasan berpotensi untuk robusta, nah robusta itu bisa memiliki kualitas dan harga yang baik jika kita bisa olah menjadi fine robusta. Mohon robusta juga bisa diperhatikan ke deoan karena juga memiliki prospek yang sabgat baik," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved