Berita Kota Kupang Terkini
Angka Prevelensi Sakit Jantung Tinggi, NTT Butuh Dokter Jantung
Angka prevelensi sakit jantung di Provinsi NTT tinggi, karena itu NTT butuh dokter jantung
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Angka prevelensi sakit jantung di Provinsi NTT tinggi, karena itu NTT butuh dokter jantung
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Angka prevelensi sakit jantung yang tergolong tinggi di Provinsi NTT berdasarkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI memantik berbagai daya dan upaya elemen masyarakat untuk terlibat dalam menekan persoalan tersebut.
Berdasarkan hasil Riskesda tahun 2013, Provinsi NTT menduduki peringkat pertama dalam hal angka prevelensi jantung yang mencapai prosentasi 4,4, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional pada angka 1,5.
Dalam rilis Riskesda tahun 2018, angka tersebut memang mengalami penurunan namun masih tetap tinggi karena masih berada pada angka 3,3 persen.
• Dinas Kesehatan NTT: Masyarakat Merindukan Ada Pelayanan Chat Lab di NTT
Hal ini diungkapkan dr. Leonora J Tiluata SpJp, spesialis jantung yang bertugas di RS Siloam dan RSUD Prof. Johannis Kupang kepada wartawan saat Seminar Kesehatan Jantung dan Pembukaan Kateterisasi Jantung di RS Siloam Kupang pada Sabtu (8/12/2018).
Dr. Leonora yang saat itu bersama dengan dr Emile TH Papat SpJP dan dr. Lowry Junita memberikan seminar kesehatan jantung kepada para wartawan mengungkapkan pihaknya mencatat tingkat resiko serangan jantung di NTT cukup tinggi berkaca pada pengalaman bahwa hampir dalam setiap minggu ada saja orang yang terkena serangan jamtung, bahkan kini dengan margin usia yang relatif muda.
• Cerita Pimpinan soal Alasan KPK Ajak Rohaniawan Cegah Korupsi
"Hampir tiap minggu kita dapat pasien serangan jantung, apalagi saat malam mingggu. Dan yang paling mencengangkan rata rata penderita serangan jantung usianya makin muda yakni 30an tahun," paparnya.
Kondisi ini, tentu membutuhkan kerja ekstra dimana penyakit jantung merupakan penyakit yang tingkat kematiannya ditentukan juga oleh kecepatan penanganan yang dilakukan.
"Jadi kita ini (dokter jantung) bisa stand bye selama 24 jam, menerima panggilan telepon karena penanganan penyakit jantung harus cepat dan segera," lanjutnya.
Namun saat ini, lanjutnya, Provinsi NTT hanya memiliki tujuh dokter jantung yang bertugas di tiga kabupaten yakni seorang di Kabupaten Manggarai (Ruteng), seorang di Kabupaten Alor (Kalabahi), serta sisanya di Kota Kupang yakni di RS Siloam, RSUD Prof Johannis, RS Bhayangkara dan RS Carolus Boromeus Belo.
"Kita (NTT) kekurangan dokter jantung. Kita sangat butuh minimal tiap kabupaten terisi, karena jantung berhubungan dengan waktu, kalau kurang sedikit (lambat) penangananya, pasien bisa saja fatal," jelasnya.
Chat Lap Pertama di NTT
Selain dokter, peningkatan fasilitas kesehatan untuk jantung juga menjadi hal yang penting. Pasalnya, selama ini, untuk memperoleh layanan kesehatan komperhensif dan berkualitas, pasien penyakit jantung harus dirujuk ke rumah sakit rumah sakit yang berada di luar NTT.
Dengan dibukanya Unit Kateterisasi Jantung (Chat Lab) di Rumah Sakit Siloam Kupang, diharapkan dapat melayani pasien jantung yang ada di NTT sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya tambahan lagi untuk melakukan rujukan ke luar NTT.