Berita Kota Kupang Terkini
Satgaspam Bandara El Tari Cekal 4 Calon TKI Asal SoE, Dua di Antaranya Masih di Bawah Umur
Satgaspam Bandara El Tari Kupang, mencekal 4 orang calon TKI asal SoE, dua di antaranya diketahui masih di bawah umur
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Satgaspam Bandara El Tari Kupang, mencekal 4 orang calon TKI asal SoE, dua di antaranya diketahui masih di bawah umur.
Pencekalan tersebut terjadi di counter Cek In Bandara El Tari Kupang, Sabtu (27/10/2018), pukul 13.20.
Saat diinterogasi oleh Satgaspam, salah seorang calon TKI, Milyati Pitay mengaku bahwa mereka berlima akan berangkat ke Denpasar dan bekerja di sana.
Baca: Ganti Plonco dengan Giat Sosial, Mahasiswa Akuntansi Undana Bersihkan Pantai dan Pasar Oesapa
Kepada Satgaspam, Milyati mengatakan bahwa mereka diminta oleh Markus Tafetin, yang saat ini sedang bekerja di sebuah toko di Bali.
Saat menginterogasi, calon TKI, Yater Konay, mendapat telepon dari Jibrael Taebenu. Jibrael meminta agar dirinya berbicara dengan Satgaspam.
Baca: Gubernur Laiskodat Kunjungi Bank NTT REI Expo 2018
Kepada Satgaspam, Jibrael mengaku bahwa keempat calon TKI yang dicekal (Deki Tualaka, Yater Konay, Thomas Ola dan Milyaty Pitay) adalah saudara kandungnya.
Sesaat kemudian, kepada Satgaspam, Jabrael dengan keras berkata 'Basong tunggu e dua hari lagi' lalu mematikan handphone.
Satgaspam lalu menghubungi Anci Konay dan Dominggus Konay, paman dan bibi dari calon TKI, Yater Konay.
Kepada Satgaspam, Dominggus dan Anacy mengaku bahwa mereka sama sekali tidak mengenal siapa itu Jibrael Taebenu.
Setelah diinterogasi lebih dalam, diketahui bahwa Milyati Pitay lah yang merekrut tiga calon TKI lainya dan ia Milyati sendiri berangkat ke Bali untuk menjadi TKI bersama calon yang ia rekrut.
Volkes Nanis, SH., MH, saat dihubungi POS-KUPANG.COM, mengatakan, bahwa biaya keberangkatan keempat calon TKI tersebut dibiayai oleh Milyaty.
Usai diintegrasi, keempat calon TKI tersebut lalu diserahkan ke pihak Satgasnaker untuk mendapat pembinaan lebih lanjut. Mereka lalu dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. (*)