Berita Sumba Timur Terkini

Guru SMA dan SMK di Sumba Timur Mengeluh Tidak Dapat Dana Tamsil

Para guru agama non Sertifikasi SMA dan SMK di Kabupaten Sumba Timur mengeluh dengan dana tambahan penghasilan (Tamsil) tidak diberikan

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Robert Ropo
Matius Pakareng 

Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Para guru agama non Sertifikasi SMA dan SMK di Kabupaten Sumba Timur mengeluh dengan dana tambahan penghasilan (Tamsil) tidak diberikan Pemerintah Provinsi NTT sejak Januari 2017 saat SMA dan SMK dialihkan ke Provinsi.

Matius Pakareng kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (21/10/2018) mengatakan, dana Tamsil bagi guru agama non sertifikasi hingga saat ini tidak perna mendapatkannya, termasuk dirinya.

Dikatakannya, jika kewenangan SMA dan SMK masih di kabupaten maka mereka mendapatkan dana Tamsil pada setiap bulan Rp 250.000. Namun setelah SMA dan SMK sudah menjadi kewenangan provinsi mereka tidak pernah menerima dana Tamsil itu.

Baca: Warga Carep Temukan Seorang Perempuan Terkapar di Jalan, Setelah Dicek Begini Kondisinya

Matius juga mengatakan, bukan hanya itu kesulitan bagi guru SMA dan SMK saat dialihkan ke provinsi juga dana kinerja guru atau di provinsi disebut dana kesra sebesar Rp 350.000 waktu di kabupaten per bulan juga tidak diberikan oleh Pemerintah Provinsi NTT hingga sekarang.

Baca: Camat Cibal Barat Selesaikan Sengketa Perebutan Lingko Antara 2 Gendang di Desa Golo Woi

Selain itu, Matius juga mengatakan administrasi SK berkala atau SK kenaikan gaji berkala juga setelah SMA dan SMK dipindahkan ke provinsi, kini kocar-kacir.

"SK berkala kocar kacir untuk administrasinya pada biasanya di kabupaten usul bulan Februari, Maret sudah keluar SK berkala tersebut. Sementara sudah dialihkan ke Kupang misalnya saya usulkan SK berkala dari bulan Maret tahun 2018 itu sampai dengan sekarang belum diterima SK berkala itu. Kenaikan gaji berkala tersebut per bulan Rp 200 ribu, jadi hitung saya tidak dapat kenaikan gaji berkala sudah sepuluh bulan maka saya punya uang Rp 2 juta sudah hilang," jelas Matius. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved