Berita Kota Kupang Terkini
Paduan Suara Prodi Sendratasik Unwira Kupang Menarik Perhatian Peserta Seminar Internasional
Paduan Suara (PS) Prodi Sendratasik Universitas Widya Mandira (Unwira) menarik perhatian para peserta seminar Internasional Unwira Kupang
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana.
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Paduan Suara (PS) Program Studi (Prodi) Sendratasik Universitas Widya Mandira (Unwira) menarik perhatian para peserta seminar Internasional Unwira Kupang di Neo Hotel By Aston Kota Kupang, Sabtu (20/10/2018)
Mereka menyanyikan dua lagu dengan judul "Beta jatuh hati dengan Unwira" dan "Manu Basalira" dipandu oleh seorang dirigen yang begitu bersemangat.
Kedua lagu tersebut dibawakan dengan penuh semangat dan membuat peserta kegiatan tampak terdiam dan menikmati alunan musik dan suara para mahasiswa yang merdu.
Baca: Hotman Paris Hutapea Bilang Untuk Selamatkan Nasib Perusahaan Dia Dibayar Rp 50 Juta Sebulan
Tidak sedikit peserta yang mengabadikan momentum tersebut dengan kamera ponselnya.

Sebelum itu, kegiatan yang bertema On The Power of Proximity Between East and West Timor Bridging The Social, Political, Economic, and Cultural Gaps dibuka dengan tarian likurai oleh para penari dari Prodi Sendratasik Unwira Kupang.
Baca: Proyek Kantor Bupati Sikka Akhirnya Dilanjutkan
Kegiatan itu dibuka dengan ditekannya sirine oleh Kepala Kesbangpol NTT, Sisilia Sona, Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tulle, SVD, Prof. Johannes Widodo dari University of Singapore dan Prof. Karel Steenbrink dari Universitas Utrech, Belanda.
Nampak para peserta antusias mengikuti kegiatan tersebut. Para peserta terdiri dari civitas akademika Unwira Kupang, para dosen dan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Kupang.
Sementara itu, sebelumnya dalam konferensi pers yang diadakan oleh pihak Unwira Kupang di ruang konferensi pers rektorat Unwira Kupang, Marianus Kleden, M.Si, Ketua panitia seminar internasional Kepada awak media menguraikan keadaan objektif negara Timor Leste baik secara ekonomi, politik, sosial dan budaya pada saat masih menjadi daerah jajahan Portugal, integrasi dengan NKRI hingga ke jadi negara berdaulat saat ini.
Ia juga memaparkan keadaan NTT yang terdiri dari berbagai pulau yang terjajah oleh bangsa kolonial dan hubungan gereja Katolik yang terjalin antara negara Timor Leste dan gereja katolik yang ada di NTT.
Terdapat persoalan dari rentang sejarah hingga kini baik ekonomi, politik dan budaya akan tetapi, lanjut Marianus, penyelenggara seminar berpandangan bahwa akar masalah pertama-tama terletak pada aspek budaya.
Oleh karena itu, kata Marianus, pembicara dalam seminar itu yakni Prof. Karel Steenbrink dari Universitas Utrech, Belanda. Salah satu otoritas penting dalam bidang sejarah gereja Katolik Indonesia. Ia akan berbicara tentang hubungan gereja katolik di Timor Leste dan gereja katolik di NTT.
Lebih lanjut, Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tulle, SVD, Dr. Manuel Bing dan Rm. Theo Silab akan berbicara tentang warisan Portugis yang mula-mula merupakan ritual keagamaan bermetamorfosis menjadi industri pariwisata di Larantuka, SIKKA dan Noemuti (TTU).
Kesamaan-kesamaan itu, lanjutnya, telah memperkuat hubungan kultural antara wilayah-wilayah bekas koloni Portugis.
Sementara itu, P. Dr. Gregor Neonbasu akan berbicara terkait upaya mencari akar budaya untuk Melihat sejauh mana budaya-budaya itu bertemu lalu berpisah dan membentuk budaya baru.
Selain itu, pembicara lainnya yakni Prof. Johannes Widodo dari University of Singapore dan Dr. Norman Said dari Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar serta Rm. Dr. Benediktus Juliawan, SJ dari Universitas Sanata Sharma. (*)