Nasabah Bank di NTT Masih Asing dengan ATM Berlogo GPN. Ini Alasannya
Ekspresi bingung juga ditunjukan Agus, pengguna ATM BRI. Pria asal Alor itu mengungkapkan, pernah mendengar tentang GPN
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pasca diluncurkan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT, sejumlah nasabah bank di Kota Kupang masih merasa asing dengan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Selain nama, mereka tidak tahu fungsi serta manfaatnya. Hal itu menjadi alasan bagi mereka belum migrasi ATM Debit ke ATM berlogo GPN.
"Gerbang Pembayaran Nasional? Terus terang saja, saya baru dengar," kata Manager Ramayana, Roby Kase saat ditemui di Pusat Perbelanjaan Ramayana Flobamora Mall, Kamis (11/10/2018). Roby merasa asing dengan kartu ATM berlogo GPN karena memang belum pernah disosialisasikan oleh perbankan. Menurutnya, selama ini belum ada masalah dengan sistem pembayaran gunakan ATM Debit di Ramayana.
"Memang belum ada masalah atau para pengguna kartu ATM Debit belum migrasi ke kartu GPN. Saya juga belum tahu," ujar Roby. Beberapa pengguna ATM yang ditemui di ATM Center Flobamora Mall, mengungkapkan hal yang sama. "ATM GPN apa itu? Manfaatnya apa? tanya Fitri mahasiswi pasca sarjana Program Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Cendana Kupang saat ditemui di ATM Center Flobamora Mall, Kamis siang. "Kalau tidak migrasi dampaknya apa? Tukarnya ke mana? Apa syaratnya?" timpal Vivin, rekan Fitri.
Ekspresi bingung juga ditunjukan Agus, pengguna ATM BRI. Pria asal Alor itu mengungkapkan, pernah mendengar tentang GPN namun dirinya belum tahu manfaat kartu tersebut. "Pernah dengar. Tapi belum tahu manfaatnya. Saya belum ganti kartu ATM karena belum sempat," kata Agus.
Ada juga masyarakat yang memang berniat mengganti kartu ATM Debit ke ATM berlogo GPN. Tapi bank belum siap. Seperti yang dialami seorang nasabah BNI saat hendak mengganti kartu ATM Debit ke ATM berlogo GPN di BNI Unit Kuanino, Kamis (11/10/2018). Persediaan kartu ATM berlogo GPN tidak ada.
Informasi yang dihimpun, ATM berlogo GPN mesti diorder terlebih dahulu dan dalam jangka waktu satu bulan baru bisa terealisasi. Namun ada alternatif yang ditawarkan oleh BNI. Masyarakat bisa menukarkan ATM Debit ke ATM berlogo GPN langsung di Kantor BNI Cabang Kupang di Jalan Sudirman Kota Kupang. Demikian juga bank lain. Permintaan ATM berlogo GPN baru bisa dilayani di kantor-kantor perbankan setingkat cabang. Itu pun tidak semua kantor cabang.
BI Perwakilan Provinsi NTT telah meluncurkan kartu ATM berlogo GPN. GPN pertama kali diluncurkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laikodat di Kupang, 22 September 2018 lalu. Selanjutnya, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Naek Tigor Sinaga meluncurkan GPN di Aula Missio STKIP Santo Paulus, Ruteng, Kabupaten Manggarai. "Hingga saat ini, kartu GPN telah dimiliki oleh kurang lebih 10.000 masyarakat di Kota Kupang. Mereka telah menukarkan kartu ATM Debit ke ATM berlogo GPN," kata Naek Tigor di Ruteng, Senin (8/10/2018).
GPN merupakan sistem yang dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional.
Keberadaan GPN diawali dengan pengenalan kartu ATM/debet dengan logo nasional yang digunakan untuk transaksi dalam negeri dan dapat diterima di seluruh terminal pembayaran merchant/pedagang dalam negeri.
Logo nasional pada kartu GPN berbentuk burung Garuda disertai tulisan GPN yang dilekatkan, keduanya tidak terpisah satu sama lain. Pemilihan desain berbentuk burung Garuda dan GPN bermakna filosofis. Burung Garuda yang terbang di atas gerbang melanglang nusantara, melambangkan sistem pembayaran ritel Indonesia yang siap tumbuh, berkembang, dan siap berdaya saing dalam layanan transaksi elektronik nasional.
Naek Tigor mengatakan, penerapan logo nasional merupakan identitas kedaulatan nasional di bidang sistem pembayaran ritel. "Dengan penggunaan logo tersebut, kartu ATM/debet dimaksud dapat diterima dan digunakan secara lebih luas oleh masyarakat tanpa mengesampingkan keberadaan instrumen pembayaran yang menggunakan logo internasional," ujarnya.
Logo nasional tersebut sebagai pembeda dengan kartu ATM sebelumnya yang berlogo prinsipal asing seperti Visa, Maestro dan Mastercard. Kehadiran GPN diklaim mempermudah transaksi dan memberikan rasa nyaman kepada nasabah karena memberikan biaya administrasi lebih murah bila dibandingkan kartu ATM sebelumnya. Biaya administrasi tersebut bisa dipangkas sebesar Rp 500 sampai Rp 1.000 bila menggunakan kartu GPN.
Besaran Merchant Discount Rate (MDR) juga lebih rendah menjadi 1 persen, berbeda dengan kartu debit keluaran prinsipal internasional yang berkisar antara 2 persen - 3 persen. Biaya transfer dan tarik tunai masih dibebankan dengan tarif lama, hanya saja, besaran biaya tersebut akan dapat berkurang seiring besarnya transaksi menggunakan kartu GPN.
Selain itu, kartu GPN dapat memberikan akses kepada nasabah untuk menggunakan alat bayar GPN antar bank lain alias lintas sarana dan prasarana milik perbankan. Segala tahapan transaksi pengalihan (routing) hingga penyelesaian (settlement) lewat kartu GPN dilakukan oleh perusahaan dalam negeri.
Naek Tigor mengungkapkan latar belakang munculnya kartu PGN. Menurutnya, di era digital saat ini, perkembangan sistem pembayaran nontunai semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan alat pembayaran yang praktis, cepat, dan aman.
Dikatakannya, di tengah pesatnya kebutuhan bertransaksi, masih terdapat fragmentasi, inefisiensi, dan risiko keamanan yang dihadapi konsumen. Fragmentasi muncul karena kecenderungan industri untuk membangun platform sistem pembayaran yang sifatnya eksklusif.