Berita Ekonomi Bisnis
Ketua Asita NTT, Informasi Berlebihan di Medsos Berdampak Pada Kunjungan Wisman
Ketua Asita NTT minta netizen jangan sampaikan informasi berlebihan di medsos karena berpengaruh pada kunjungan wisman
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG--Beberapa orang peserta pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)Dana Moneter Internasional - World Bank (Bank Dunia), yang berencana mengunjungi Labuan Bajo seusai mengikuti pertemuan, ternyata reschedule atau menjadwalkan ulang kunjungannya karena alasan gempa bumi, tsunami dan lainnya.
Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), Abed Frans, yang menghubungi Pos Kupang, Jumat (12/10/2018) mengatakan, sampai saat ini sudah ada beberapa pesanan dari delegasi IMF yang hendak berkunjung ke Labuan Bajo, tapi melakukan penjadwalan ulang atau reschedule.
"Rupanya isu-isu mengenai gempa dan bencana lainnya tidak bisa dihindari. Ada beberapa pesanan grup yang reschedule perjalanan mereka ke Labuan Bajo ke tahun depan karena khawatir gempa, tsunami. Makanya kami dari Asita NTT mengimbau kepada masyarakat, khususnya para netizen agar jangan memberi informasi berlebihan di media sosial (medsos), terutama mengenai bencana yang melanda Indonesia akhir- akhir ini," tegas Abed.

Abed mengatakan, informasi di medsos akan dibaca oleh banyak orang di dunia ini sehingga berdampak pada kunjungan wisman.
Mengenai persiapan Kota Labuan Bajo, Abed yang mengaku diajak Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk mengecek persiapan kunjungan delegasi IMF -Bank Dunia, mengatakan, secara umum sudah dibenahi pada banyak titik.
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Segera Ditutup, Pelamar di Manggarai-NTT Capai 5.628 Orang
Baca: Pendaftar CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id Capai 2.802.751 Orang, KemenpanRB Ubah Jadwal
Contohnya di bandara, pelabuhan dan Kampung Ujung.
"Tapi sepertinya pak Gubernur masih menitikberatkan pada masalah sampah dan debu di sekitar tempat-tempat tersebut. Seperti di Kampung Ujung yang memang kelihatan masih banyak debu dan pasir sisa pengerjaan proyek di tempat itu," ujarnya.
Abed mengutip pernyataan Gubernur NTT yang mengatakan bahwa gubernur berencana akan menutup jalan di Kampung Ujung jika sudah beroperasi sebagai tempat kuliner wisatawan.
"Karena tidak higienis apabila wisatawan makan, tapi kendaraan lalu-lalang di situ. Beliau juga meminta agar pasir-pasir di pinggir jalan sisa proyek segera disedot agar tidak menimbulkan debu saat wisatawan sedang menikmati kuliner di sana," kata Abed. (*)