Berita Ekonomi Bisnis
Ini Yang Dilakukan Politani Kupang di Oelbiteni Dalam Menunjang Pertanian Berbasis Agroekowisata
Ini yang dilakukan dosen Politani Kupang di Desa Oelbiteno Untuk mendukung Pertanian berbasis agroekowisata
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG-Politeknik Pertanian (Politani) Kupang membantu masyarakat di Desa Oelbiteno untuk memperbaiki pola tanam lahan kering dalam menunjang pertanian berbasi agroekowisata.
Kegiatan ini dilakukan dengan pengelola dosen Politani Kupang yakni Melinda R.S. Moata, SP., M.Sc., Ph.D, Ir. Blasius Gharu, MP dan Vini D. Tome, SP., M.Sc
di Desa Oelbiteno, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang., Provinsi NTT.
Demikian Dosen Politani Kupang, Melinda RS Moata, SP, MSc, Ph.D di Kupang pada Selasa (8/10/2018).

Melinda menjelaskan, Kabupaten Kupang mengandalkan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan sebagai sektor terbesar penyumbang
PDRB.
"Namun pertumbuhan ekonomi untuk ketiga sektor ini menurun dari tahun ke tahun. Padahal usaha tani tidak hanya budidaya tetapi juga dapat sebagai sumber objek wisata alam.," ujarnya

Salah satu contoh adalah Gunung Batu Fatuleu yang terletak di Kecamatan Fatuleu Tengah telah menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung setiap minggu.
"Hal ini merupakan peluang untuk pertumbuhan ekonomi rakyat yang tinggal di daearah sekitarnya. Desa Oelbiteno merupakan salah satu desa dari
empat desa yang ada di Kecamatan Fatuleu Tengah, juga memiliki potensi pengembangan agroekowisata. Namun sistem pertanian rakyatnya masih bersifat konvensional," ujarnya
Untuk peningkatan pertumbuahan ekonomi desa dan masyarakat perlu adanya alih guna lahan dari pertanian campuran subsistem menjadi agroekowisata.
Diikuti oleh peningkatan produktivitas lahan melalui perbaikan pola tanam lahan kering sesuai kearifan lokal.
"Untuk itulah kami melakukan kegiatan ini adalah pemberdayaan
masyarakat melalui desain kebun model pertanian lahan kering, membimbing dan mendampingi petani agar usaha taninya dapat bernilai ekonomis dan mempunyai dampak ekologi yang baik," ungkapnya.
Dengan memanfaatkan beberapa objek alam yakni mata air dan kolam serta pertanian lahan kering dengan pola tanam bedengan sejajar kontur, system pertanian LEISA (Low external input sustainable agriculture)
diharapkan dapat memberi peluang usaha agroekowisata sehingga ekonomi
masyarakat dan desa dapat meningkat.
Melinda menjelaskan, kegiatan ini telah dimulai sejak Februari 2018 hingga Nopember 2018.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu pembuatan kolam sumber air irigasi dan saluran irigasi, pembuatan bedengan sejajar kontur, bantuan
benih, pembuatan pupuk organic Bokashi dan cair, pengendali alami OPT (organisme pengganggu tanaman), pestisida alami dengan dukungan
bantuan teknologi mesin pembuat pupuk organic (chopper dan mixer)
dan pompa air.
Dia menjelaskan, mesin ini multifungsi dimana selain dimanfaatkan untuk membuat pupuk organic juga pakan ternak. (*)