Berita Viral
Presiden Donald Trump Perintahkan Investigasi Google dan Facebook, Ternyata ini Penyebabnya
Presiden Donald Trump Perintahkan Investigasi Google dan Facebook, Ternyata ini Penyebabnya.
POS-KUPANG.COM - Presiden AS Donald Trump Perintahkan Investigasi Google dan Facebook, Ternyata ini Penyebabnya.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menginstruksikan lembaga anti-trust dan penegakan hukum untuk melakukan penyelidikan ke induk Google, Alphabet, Facebook, serta berbagai media sosial lainnya.
Draft penyelidikan diketahui masih dalam tahap awal dan belum dilimpahkan ke lembaga manapun.
Rancangan tersebut berisikan amanah ke otoritas anti-trust untuk melakukan investigasi menyeluruh, apakah ada platform media online yang melangggar Undang-undang Anti-trust.
Baca: Pendaftaran CPNS 2018, Unggah Dokumen ke Sscn.bkn.go.id Ukuran File Tak Boleh Melebihi Batas
Baca: Hasil Grup C Piala AFC 2018, Timnas U-16 Indonesia Bermain Imbang 1-1 dengan Vietnam
Baca: Politik yang Memabukkan
Lembaga pemerintah lainnya diimbau untuk memberikan rekomendasi dalam satu bulan setelah draft ditandatangani, untuk menjaga persaingan dan mengatasi bias di platform online.
Draft tersebut meminta para lembaga federal untuk konsisten dengan undang-undang.
"Karena peran penting mereka di masyarakat Amerika, maka penting untuk melindungi warga Amerika dari tindakan tidak kompetitif yang dilakukan oleh sebagian besar platform online," tulis draft tersebut.
Dilaporkan Bloomberg, sebagaima KompasTekno lansir, Senin (24/9/2018), wakil juru bicara Gedung Putih, Lindsey Walters mengatakan jika draft tersebut belumlah hasil resmi dari Gedung Putih.
Jika nantinya dokumen tersebut telah ditandatangani, maka mandat dari Trump ini menegaskan eskalasi konflik antara Trump dan media sosial seperti Google dan Facebook, yang ia anggap telah meredam suara konservatif.
Baca: Erick Thohir Bakal Jadi Pemilik Klub Sepak Bola Inggris, Oxford United
Baca: Aktor Australia Damian Hill, yang Berperan di Film Pawno, Meninggal pada Usia 42 Tahun
Baca: Ini Waktu yang Tepat untuk Daftar CPNS 2018 Online Serta Alur dan Cara Foto Selfie
Kendati demikian, dalam draft itu tidak disebutkan perusahaan mana yang dimaksud.
Melalui akun Twitter-nya, Trump yang tanpa menyertakan bukti, menuduh media sosial mendiskriminasi suara para Republikan atau Konservatif yang menjadi partai pengusung Trump.
Serba salah Sementara itu, para petinggi media sosial mengaku serba salah, usaha mereka untuk memberantas kekerasan di platform masing-masing justru kerap menimbulkan kesalahpahaman dengan para politikus, baik dari sayap kanan atau kiri.
Seperti yang dialami Twitter, bulan Juli lalu algoritma mikroblog itu diketahui membatasi pencarian profil pada politisi Republik.
Namun, CEO Twitter, Jack Dorsey mengaku jika pembatasan itu juga berdampak ke politisi partai Demokrat.
Baca: Pengembalian Uang Bukti Adanya Aliran Uang Korupsi Proyek PLTU Riau-1 ke Golkar
Baca: VIDEO : Suasana Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019 di Nusa Tenggara Timur
Baca: Kasus Suporter Tewas, BOPI Imbau PSSI Hentikan Kompetisi Satu Pekan
Hal itu lantaran Twitter sedang berusaha membasmi ancaman, ujaran kebencian, kekerasasan dan segala macam penghinaan yang menyebar di paltform itu.
