Berita Kabupaten Sikka
Kombet Kreatif Dampingi 40-an Pelaku Ekonomi Kreatif asal Sikka
Setidaknya 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif terpilih hadir menjadi peserta di Aula St. Camilus Social Centre, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Laporan Redaksi POS-KUPANG.COM, Euginius Mo’a
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Jumat (14/9/2018) memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf - Tempo Institute” atau Kombet Kreatif selama tiga hari ke depan di Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Setidaknya 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif terpilih hadir menjadi peserta di Aula St. Camilus Social Centre, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Maumere menjadi kota kelima yang didatangi program Kombet Kreatif. Kota pertama, Padang pada 27-29 September, diikuti Surabaya, Karangasem, dan Kendari. Setelah Maumere, Pendampingan Kombet Kreatif akan berlanjut di Singkawang, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang, dan Merauke.
Program ini bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setiap kota setiap kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas.
Maumere, jantung hati Pulau Flores misalnya sangat kuat memiliki potensi di bidang pariwisata dengan keindahan alam yang amat memikat.
Komunitas kreatif berbagai bidang di Maumere perlahan bangkit meski daerah luar biasa cantik ini pernah dihantam tsunami, 26 tahun lalu. Komunitas kreatif perlu berjejaring, berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif.
"Kami percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional," kata Endah Wahyu, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf.
Program ini menghadirkan kreator inspiratif, ahli pemasaran, dan pakar branding. Di Maumere, Singgih Kartono, founder radio magno/radio kayu, spedagi dan Arief Budiman, Sekjen Indonesia Creative Cities Network sekaligus founder perusahaan kreatif Petakumpet Yogyakarta akan berbagi semangat dan inspirasi.
Pada program Pendampingan Kombet Kreatif ini juga akan diperkenalkan ‘skill storytelling’, penceritaan yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang akan disampaikan oleh Bagja Hidayat, redaktur pelaksana Majalah Tempo dan trainer kelas menulis. Sebab, narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.
"Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangat dibutuhkan," kata Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif Tempo Institute.
Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik.
Acara ini akan difasilitasi oleh Drg. Nur, founder Shoes For Flores yang akan berbagi semangat dan inspirasi tentang hal yang sudah dilakukan lembaganya untuk masyarakat Flores. Dia juga merupakan penggiat Community Engagement yang bermukim di Flores.
Lawatan Kombet Kreatif di Maumere juga didukung oleh Shoes For Flores, Pemerintah Kabupaten Sikka dan Dinas Pariwisata Sikka. Koordinator Lawatan 12 Kota - Kombet Kreatif, Tatty Apriliyana menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif lokal supaya berjejaring lebih kuat.
"Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Karangasem benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat."
Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun.
Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif. (*)