Berita Nagekeo

Anggota DPRD Nagekeo Soroti Kasus Kekerasan Terhadap Calon TKW asal Nagekeo

menyoroti kasus kekerasan calon TKW asal Nagekeo, Rince Ngole yang mendapat kekerasan fisik dan kekerasan seksual dari terduga pelaku Markus Kewo,

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Ferry Ndoen
pos kupang.com, adiana ahmad
Foto PK/ Istimewa Korban ( membelakangi kamera pakai sarung) dikunjungi Ketua Fraksi Nasdem Nagekeo dan Pokja Menantang Perdagangan Manusia Nagekeo, Sabtu (11/8/2018)/ gambar atas. Yosefus ketika bertemu Pegiat Antis Traficking Kupang, ibu Tesa ( baju batik) dan ibu Joice (baju garis-garis putih hitam) di Kupang, Senin (13/8/2018). 

Laporan Reporter Pos Kupang. Com, adiana ahmad

POS-KUPANG.COM, KUPANG--Anggota DPRD Nagekeo dari Fraksi Nasdem, Yosefus Dhenga menyoroti kasus kekerasan terhadap calon TKW asal Nagekeo, Rince Ngole yang mendapat kekerasan fisik dan kekerasan seksual dari terduga pelaku Markus Kewo, pria asal Boawae, Kabupaten Nagekeo.

Yosefus meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan segera menangkap pelaku penganiayaan.

Korban diduga korban traficking dianiaya pelaku di tempat penampungan di rumah milik Beny Banoet, Belakabg Gedung Keuangan Negara Kupang.

Yosefus mengatakan, berdasarkan hasil kunjungan ke rumah korban bersama Pokja Menantang Perdagangan Manusia, Sabtu (11/8/2018), diperoleh keterangan dari korban jika korban direkrut secara ilegal oleh Markus Kewo (terduga pelaku) bekerja sama dengan Beny Banoet.

Yosefus menyebut perekrutan korban ilegal karena perusahaan yang merekrut korban tidak ada kantor cabang di Nagekeo dan perekrutan tanpa sepebgetahuan orang tua korban.

"Menurut pengakuan korban, ia mau direkrut jadi TKW karena diming-imingi gaji Rp 3 juta per bulan. Korban dan terduga pelaku berangkat ke Kupang dengan kapal fery melalui Aimere. Dari Ndora pukul 03.00 Wita dan sampai Aimere pukul 05.00 Wita. Sampai di Kupang langsung ke rumah Beny Banoet di Belakang Gedung Keuangan Negara, Kota Baru Kupang," kata Yosefus mengutip keterangan korban.

Masih dari keterangan korban, lanjut Yosefus, ketika tiba di rumah Herman Banoet ternyata sudah ada 10 calon TKW di rumah itu, satu di antaranya sedang dalam proses pengurusan paspor ke Malaysia.

Selama dalam penampungan, ungkap Yosefus, terduga pelaku meminta korban melayani nafsu seksualnya. Namun ditolak korban. Dari sanalah awal penderitaan korban. Korban dianiaya setiap kali menolak permintaan terduga pelaku.

Korban juga, kata Yosefus, sempat diajak ke TTS tiga hari mengikuti prosesi pemakaman orang tua Beny Banoet. Pulang dari SoE, lagi-lagi korban diminta melayani terduga pelaku.

"Korban mengaku dipukul dan dibenturkan kepalanya di tembok. Penganiayaan itu bahkan dilakukan di hadapan Beny Banoet. Korban mengaku sempat diperkosa oleh terduga pelaku. Setelah korban tidak berdaya, diantar pulang oleh Markus Kowe ke Boawae dengan Fery melalui Aimere," beber Yosefus.

Sampai di Aimere, lanjut Yosefus, Markus menelepo seseorang bernama Fero dengan panggilan 'bos' agar menunggu di Aemali. Tiba di Aemali, Markus membawa korban ke Pondoknya Fero bukan langsung ke orang tua korban di Ndora.
Selama di pondoknya Fero, demikian Yosefus, korban masih terus menerima kekerasan dari Markus,

Kuatir kondisi korban semakin kritis, Fero kemudjan membawa korban ke orang tuanya menggunakan ojek. Selama dalam perjalanan, kata Yosefus, kepala dan wajah korban ditutup dengan kain.

Yosefus mengatakan, kasus ini sudab ditangani Polsek Boawae dan Juga Pusat Pemberdayaan Peremouan dan Perlindungan Anak Kabupaten Nagekeo.
"Kita minta aparat keamanan segera tangkap pelaku dan jaringannya. P2TP2A Nagekeo, Provinsi NTT dan LSM pegiat anti perdagangan manusia mengawal kasus ini sampai tuntas," imbau Yosefus.

Yosefus  mengungkapkan, kasus ini kemungkinan akan dilimpahkan ke Polresta Kupang karena lokus atau tempat kejadian ada di wilayah hukum Polresta Kupang.
Kasus ini, demikian Yosefus, juga sudah mendapat lerhatian serius dari P2TP2A Provinsi NTT, Forkom Perempuan NTT. "Tadi saya sudab bertemu ibu Mien Patimangoe dan Ibu Joice, kata Yosefus.

Ia juga meminta aparat kepolisian meminta pertanggungjawaban Beny Banoet karena penganiayaan iti terjadi di rumah Beny Banoet. "Sebagai orang Nagekeo dan anggota DPRD Nagekeo, kami menyesalkan kasus ini," tutup Yosefus. (*)


Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved