Berita Internasional
Ribuan Asteroid Dekati Bumi, Berpotensi Bahaya? Video NASA Ini Membuktikannya
NASA atau Badan Antariksa AS merilis sebuah video yang menunjukkan adanya ribuan asteroid melintas di dekat orbit Bumi.
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
POS-KUPANG.COM -- NASA atau Badan Antariksa AS merilis sebuah video yang menunjukkan adanya ribuan asteroid dengan berbagai ukuran melintas di dekat orbit Bumi.
NASA mengkategorikan ribuan asteroid yang melintas di dekat orbit Bumi ini sebagai "berpotensi bahaya".
Bahkan, di antara asteroid-asteroid itu, ada yang luput dari pantauan dan memasuki atmosfer Bumi.
Namun, pernahkah Anda bertanya, sebenarnya ada berapa asteroid yang melintas di dekat Bumi?
Baca: LAPAN Tegaskan Hoax Atas Beredar Pesan Radiasi Cahaya Cosmic Dini Hari Nanti
Baca: Coba Lihat Langit Malam Ini! Hujan Meteor Juga Akan Hiasi Gerhana Bulan Terlama 28 Juli 2018
Baca: Gerhana Bulan Terlama Abad Ini pada Dini Hari Nanti - Ini yang Bakal Menimpamu Berdasar Zodiak Kamu
Badan Antariksa AS ( NASA) mencoba memetakan semua asteroid dekat Bumi (NEA).
Asteroid yang termasuk golongan NEA berjarak sekitar 50 juta kilometer dari orbit planet kita.
Untuk memudahkan pemetaan, NASA membuat animasinya. Peta ini didasarkan pada data dari tahun 1999 hingga Januari 2018, atau dalam kurun waktu 19 tahun.
Terlihat perbedaan yang mencolok dalam kurun waktu tersebut. Pada 1999 misalnya, NEA yang teridentifikasi adalah bintik-bintik tipis dalam tata surya.
Sedang pada 2009, mulai ditemukan banyak NEA. Bahkan, dalam video berdurasi 55 detik itu memperlihatkan seberapa padatnya area di dekat Bumi.
Setidaknya, para astronom telah mendeteksi 18.000 obyek dekat Bumi (NEO), yang juga mencakup komet.
Hingga kini, populasi obyek-obyek tersebut diperkirakan berjumlah jutaan. Kabar baiknya, para ilmuwan NASA telah menemukan bahwa 95 persen obyek tersebut tidak berpotensi bahaya bagi Bumi.
Sebagai informasi, program pengamatan NEO milik NASA bekerja untuk menemukan dan melacak 90 persen dari NEO yang paling tidak berukuran lebar 140 meter pada tahun 2020.
Pusat penelitian dan analisis data dari program ini adalah Pusat Studi Objek Dekat-Bumi (CNEOS), yang berlokasi di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.
"Kami menghitung orbit presisi tinggi untuk semua asteroid dan komet dan memetakan posisi mereka di tata surya, baik ke depan dalam waktu untuk mendeteksi dampak potensial, dan mundur untuk melihat di mana mereka berada di langit," kata Direktur CNEOS Paul Chodas dikutip dari Space.com, Selasa (24/07/2018).
"Kami menyediakan peta orbit terbaik untuk semua benda kecil yang dikenal di tata surya," sambungnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/asteroid_20180728_001433.jpg)