Berita Kota Kupang

ASTTI Mendukung Program Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan Jokowi

ASTTI mendukung program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan dan dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK saat ini.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Ketua Umum DPP Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) H. Deddy Adhiyaksa, Senin (23/7/2018) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI) mendukung program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan dan dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK saat ini.

Ketua Umum DPP ASTTI, Deddy Adhiyaksa kepada POS-KUPANG.COM seusai pelaksanaan Musyawarah Nasional Khusus (Munasus) ASTTI di Aula Aston Hotel & Convention Kupang NTT pada Senin (23/7/2018) sore mengungkapkan, sikap ASTTI mendukung kebijakan dan program pemerintah dalam hal pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Baca: Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Mangupura Cup, Kontingen Kota Kupang Juara Umum

Deddy menilai program-program infrastruktur yang dilksanakan dalam masa kepemimpinan Jokowi merupakan program yang sangat baik.

"Sangat baik (program Infrastruktur), kita mendukung program pemerintah dan kebijakan pembangunan infrastruktur itu," ungkapnya diamini Ketua Panitia Munasus dan Munas IV ASTTI, Andri L. Kusumah.

Namun demikian ia juga tetap menggarisbawahi persoalan sertifikasi ketenagakerjaan di Indonesia. Menurutnya, seperti yang diperintahkan oleh regulasi atau Undang-Undang, maka wajib meningkatkan sertifikasi untuk semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja di bidang tekhnik dan konstruksi.

"harus ada tenaga kerja yang bersertifikat, itu keharusan undang undang. Setiap tenaga kerja yang bekerja di proyek itu tenaga kerja mulai tukang sampai tenaga ahli harus bersertifikat," tegasnya.

Saat ini, realitas di lapangan menunjukkan adanya gap antara tenaga kerja secara total dengan tenaga kerja yang bersertifikasi.

"Tapi itu jauh sekali, jomplang sekali angkanya. Menurut angka BPS, harusnya 7,6 juta (jumlah tenaga kerja) namun saat ini baru 800ribu orang. Ya, baru sepuluh persen kurang yang sudah punya sertifikasi," ungkap Deddy. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved