Pilkada Serentak 2018

Kadernya Kalah di Sejumlah Daerah, Pengamat: PDIP Harus Melakukan Refleksi

Hasil hitung cepat Pilkada 2018 yang telah diumumkan oleh beberapa lembaga survei merupakan pukulan telak bagi PDIP.

Editor: Agustinus Sape

POS-KUPANG.COM - Hasil hitung cepat Pilkada 2018 yang telah diumumkan oleh beberapa lembaga survei merupakan pukulan telak bagi PDIP.

Hal ini karena pasangan calon yang diusung partai besutan Megawati Soekarnoputri ini di beberapa provinsi, terutama provinsi gemuk seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat, kalah.

“Hasil hitung cepat menunjukkan pasangan calon yang diusung PDIP banyak yang kalah sehingga menjadi alarm politik bagi PDIP,” kata pengamat politik POINT Indonesia, Arif Nurul Imam, Kamis (28/6/2018).

Baca: Hasil Real Count Pilkada Matim Capai 90,59 Persen. Ini Pasangan yang Raih Suara Terbanyak.

Menurut Arif, hasil pilkada ini menunjukkan blunder elite PDIP sebagai partai pemenang pemilu ketika melakukan penjaringan calon.

Dukungan yang diberikan pada tokoh acapkali mengabaikan akar rumput sehingga tidak mendapat dukungan simpatisan partai dan masyarakat.

Misalnya, di Jawa Barat. Menurut Arif, PDIP merupakan partai terbesar peraih kursi legeslatif, tapi justru pasangan calon yang diusung kalah dan berada di urutan buncit.

Baca: Merasa Dicurangi, Tiga Perwakilan Paslon Datangi Mapolres Rote Ndao

Demikian pula di Sumatera Utara, PDIP yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sebaga calon Gubernur Sumatera Utara dan Puti Guntur Soekarno sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur.

“Banyak pasangan calon yang diusung PDIP tak memiliki rasionalisasi politik sehingga timbul kesan dipaksakan,” ujarnya.

Sindir Partai Lain

Sebelumnya, PDIP mengklaim kadernya paling banyak memenangi pemilihan gubernur 2018 di 17 provinsi.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, apabila hanya dilihat dari angka kemenangan, PDIP hanya menang di enam provinsi masih kalah dari sejumlah partai lain.

Kendati demikian, partai lain yang menang dalam jumlah besar di Pilgub itu, kata dia, tidak mengusung kadernya sendiri.

Hal berbeda dilakukan oleh PDIP yang mengutamakan mengusung kader untuk maju di Pilkada.

"Kami berhasil melawan pragmatisme mengambil sembarang tokoh yang tidak jelas asal-usul ideologi dan komitmennya, dan PDI Perjuangan kukuh mengajukan kader untuk maju Pilkada," kata Hasto dalam jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Hasto pun menampilkan tabel yang menunjukkan perbandingan menangnya kader PDIP dan partai lain berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved