Lelaki Tua Ini Selalu Siaga di Pinggir Jalan di Batu Putih, Ternyata Ini yang Dilakukannya
Frans Naitboho (50) adalah satu dari sekian orang yang menjajakan barang dagangan di Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, KabupateN TTS.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas
POS-KUPANG.COM | SOE - Frans Naitboho (50) adalah satu dari sekian orang yang menjajakan barang dagangan di Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, KabupateN TTS.
Warga Desa Oebobo ini selalu siaga di pinggir jalan untuk menunggu bus atau travel yang melintas di jalan Timor Raya.
Baca: Satu Desa di TTS Belum Nikmati Bansos Rastra Tahap I, Desa Apa Ya?
Frans menjual barang makanan ringan, seperti kacang, jagung, kripik, cakar ayam, telur ayam dan air mInEral. Semua barang disimpan di dalam keranjang ukuran sedang.
Ditemui POS-KUPANG.COM di Batu Putih, Minggu (13/5/2018), Frans mengatakan, setiap hari ia menyiapkan barang jualan senilai Rp 125 ribu.
Baca: Mantap! Polisi dari Polsek Aesesa Tangkap Pencuri Babi di Nagekeo, Satu Orang Masih DPO
Barang yang dijual, yakni kacang, jagung, kripik, cakar ayam, telur ayam dan air meniral.
Dalam sehari, ia bisa memperoleh pendapatan Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu dengan keuntungan berkisar Rp 20-30 ribu.
Baca: DPRD NTT Minta Masyarakat Jangan Terprovokasi Ledakan Bom di Surabaya
Hasil jualannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk biaya sekolah bagi anaknya yang duduk di SD.
Menurut Frans, menjual barang di pinggir jalan membutuhkan kecepatan dan kelincahan karena mereka menangkap peluang dari para penumpang bus, travel. Untuk itu, ia selalu siaga di pinggir jalan.
Ketika melihat bus atau travel melintas di jalan pria empat anak ini mulai merapat dan menawarkan barang dagangan kepada penumpang.
Ia merasa senang ketika bus dan travel sempat berhenti beberapa menit sehingga mereka dengan cepat menawarkan barang kepada penumpang. Namun saat bus dan travel tidak berhenti maka ia kembali duduk di pinggir jalan.
Menurut Frans, barang yang dijual itu ada yang dibuat sendiri, ada juga yang dibeli di toko, seperti air mineral. Ia membeli air mineral Rp 4.000 per botol, lalu dijual dengan harga Rp 5.000 ribu per botol. (*)