Bupati Anton Prihatin Tradisi Tenun dan Anyam di Flotim Pelan-pelan Hilang

Bupati Flores Timur (Flotim), Antonius Hubertus Gege Hadjon, menerima rombongan Du'Anyam dan Samsung Electronics Indonesia

Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/FELIKS JANGGU
Bupati Flotim, Anton Hadjon pose bersama Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kanghyun Lee, dan CEO Du'Anyam, Azalea Ayuningtyas, dan penerima donas lentera tenaga surya di rumah jabatan Bupati Flotim, Rabu (25/4/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM | LARANTUKA - Bupati Flores Timur (Flotim), Antonius Hubertus Gege Hadjon, menerima rombongan Du'Anyam dan Samsung Electronics Indonesia di rumah jabatan Bupati Flotim, Rabu (25/4/2019).

Samsung Indonesia melalui Du'Anyam mendonasikan 1.500 lentera tenaga surya kepada masyarakat Flotim.

Baca: Walau Tahu Yeheskial Menderita Kanker Gusi, Tapi Paulina Tulus Menerima Cintanya

Bupati Anton didampingi Komandan Kodim 1624/Flotim, Letkol Inf. Komang Agus, dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Abdul Razak Jakra, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dominikus Demon.

Bupati Anton saat menyambut Du'Anyam menyampaikan dukungan terhadap kegiatan lembaga ini di Flotim, terutama karena kegiatan pemberdayaan kepada perempuan.

Baca: Saat Sambangi Rumah Korban, Wabup Flotim Disambut Air Mata Aty Lewar. Ini yang Disampaikannya

Du'Anyam selain memberdayakan pengrajin dengan mendampingi keterampilan mereka, Bupati Anton juga berterimakasih kepada Du'Anyam karena mendampingi ibu pengrajin dengan pemasaran hasil kerajinan mereka.

Bupati Anton mengungkapkan sebagian besar keluarga-keluarga di Flotim hidup dari pertanian dan perantauan.

Banyak laki-laki, bahkan perempuan merantau untuk menghidupi keluarga mereka. Setiap desa minimal 100 orang merantau dan siap hidup melarat demi keluarga di kampung.

Bupati Anton mengungkapkan dua sisi potensial ciri khas perempuan Lamaholot, yakni tenun dan anyam.

Bahkan ada sebuah patung asal Flotim di Australia melukiskan warisan itu, yakni sebuah patung perunggu sedang menggendong anak sambil menenun.

Aktivitas tenun dan anyam telah lama hidup. Dulu tikar semua dari anyaman daun pandan dan lontar. Namun tradisi ini pelan-pelan berkurang karena pemanfaatan tenun dan anyaman sudah bisa diganti produk lain.

Saat Du'Anyam hadir dengan terobosannya, satu tantangan lain muncul, yakni kebutuhan daun lontar untuk anyaman dan kebutuhan rokok tradisional.

Namun Bupati Anton menyebut Du'Anyam hadir pada saat yang tepat di antara hidup dan matinya warisan keterampilan tenun dan anyam di Flotim.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved