Dana Pembangunan TPA Sampah di Kalowo Yabola Wone Rp 13 Miliar, kek Apa Sih Modelnya?

Dana pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Kalowo Yabola Wone Rp 13 Miliar.

Penulis: Petrus Piter | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS KUPANG/PETRUS PITER
Peletakan batu pertama pembangunan TPA Wone, Sumba Barat oleh Bupati Sumba Barat, Drs. Agustinus Niga Dapawole tanggal 16 April 2018 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM | WAIKABUBAK - Dana pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Kalowo Yabola Wone Rp 13 Miliar.

Kepala dinas lingkungan hidup Kabupaten Sumba Barat, Ir.Dedy Suyatno, mengatakan, pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Kalowo Yabola-Wone, Kelurahan Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat pada tahun anggaran 2018 ini menelan anggaran Rp 13.524.000.000.

Anggaran tersebut bersumber dari pemerintah pusat dikerjakan PT Prima Subur.

Baca: Usai Melahirkan, Ibu ini Tega Menganiaya Bayinya Hingga Meninggal Dunia, Begini Kronologisnya

Baca: Begini Nasib Pedagang Pakaian Bekas di Pasar Oebobo Saat Ini

Baca: Begini Nasib Pedagang Pakaian Bekas di Pasar Oebobo Saat Ini

Secara resmi pelaksanaan pengerjaan TPA Sampah Kalowo Yabola ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan TPA Kalowo Yabola-Wone, oleh Bupati Sumba Barat, Drs.Agustinus Niga Dapawole tanggal 16 April 2018 lalu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Barat, Ir. Dedy Suyatno menyampaikan hal itu di Waikabubak, Selasa (24/4/2018).

Menurutnya, pembangunan TPA Kalowo Yabolla-Wone, menggunakan metode modern dan menggunakan teknologi ramah lingkungan sehingga tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan. 

Berdasatkan undang-undang nomor 18 tahun 2018 menyatakan penanganan sampah di TPA yang selama ini umum diterapkan yaitu dengan open dumping harus diubah secara keseluruhan dan diganti metode lahan urug saniter (sanitary landfiil).

Baca: Program Sodamolek Lagi Booming di Kota Kupang, Warga Dimanjakan 24 Jam, Bro

Baca: Kreatif, Dua Siswa SMP Ini Melakukan Hal Sederhana Ini Pasca UN Matematika

Baca: Nah Loh! Lihat Pembeli Pingsan,  Penjual  Bakso Ini Langsung Kabur Bawa Jualannya

TPA Kalowo yabola menggunakan metode lahan urig saniter atau sanitary landfiil adalah metode landfilling yang dipandang paling baik di Indonesia dan dikenal dengan terminologi contrallet landfiil atau lahan urug terkendali.

Hal itu merupakan perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping yang selama ini dipakai yang sering menimbulkan permasalahan lingkungan. Misalnya timbulnya bau, tercemarnya air, asap dan lain-lain.

Karena itu dengan terbangunnya TPA Kalowo Yabola-Wone, Sumba Barat dapat mengatasi berbagai permasalahan sampah di Sumba Barat tercinta ini. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved