12 Tahun Digerogoti Kanker Gusi, Ini yang Terjadi pada Yeheskial
Lama kelamaan menjadi besar. Ada yang bilang gusi bengkak, ada yang bilang kanker dan ada yang bilang tumor. Mereka meminta saya mengkonsumsi obat
Penulis: Dion Kota | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan POS KUPANG.COM, Dion Kota
POS KUPANG.COM| SOE - Harapan merupakan alasan utama mengapa seorang bisa bertahan melewati suatu penderitaan hidup. Harap menjadi sumber kekuatan bagi setiap orang yang menderita untuk bisa menjalani hidup yang lebih baik.
Harapan untuk bisa bisa hidup lebih baik inilah yang membuat Yeheskial Hun (30), warga Desa Huetalan, Kecamatan Tobu mampu bertahan selama 12 tahun dengan kanker gusi yang terus menggerogoti rongga mulutnya.
Kanker gusi membuat dirinya kesulitan untuk berbicara, makan dan minum, namun tak mampu menghapus harapannya untuk bisa kembali normal.
Saat ini, dirinya terus bertekun dalam doa, meminta belas kasih yang Maha Kuasa untuk membukakan jalan agar dirinya bisa terlepas dari belenggu kanker tersebut.
Kepada Pos Kupang, Minggu (22/4/2018) di kediamannya, Yeheskial menceritakan penyakit kanker gusi tersebut bermula pada tahun 2006 lalu.
Saat itu, Yeheskial yang masih duduk di bangku kelas 2 SMK Negeri 1 Soe tak menyangka bintik kecil yang muncul pada gusinya merupakan kanker.
Bintik kecil yang tak kunjung menghilang membuat Yeheskial muda tak tenang dan terus bertanya - tanya. Orang-orang yang melihat bintik tersebut, ada yang mengatakan, bintik tersebut merupakan tumor, ada pula yang menyebutkan kanker dan ada pula yang menyebutnya sebagai penyakit gusi biasa.
Semua jawaban itu semakin membuat hati Yeheskial tak tenang.
" Awal munculnya hanya bintik kecil di gusi. Lama kelamaan menjadi besar. Ada yang bilang gusi bengkak, ada yang bilang kanker dan ada yang bilang tumor. Mereka meminta saya untuk mengkonsumsi obat ini dan itu jadi saya turuti saja. Bukannya bintik pada gusi saya menghilang setelah mengkonsumsi obat, ini malahan bintiknya semakin membesar," ungkap Yeheskial.
Pada tahun 2012, Yeheskial sempat berobat ke RSUD Soe agar kanker gusinya bisa diangkat melalui operasi. Namun sayangnya, operasi urung dilakukan karena hasil pemeriksaan menunjukan jika kanker gusi Yeheskial sudah menjalar hingga ke rahangnya. Hal ini membuat tim dokter tak berani mengambil resiko karena operasi sangat membahayakan nyawa Yeheskial.
" Katanya akar kankernya sudah sampai ke rahang sehingga sulit untuk dilakukan operasi. Sehingga saya dengan berat hati kembali pulang dengan terus memikul kanker di mulut saya," ujarnya.
Kegagal untuk melakukan operasi di RSUD Soe tak membuat suami dari Paulina Lunga Leijo patah arah. Dirinya memutuskan berangkat ke Kupang di temani kedua orang tuanya, Samuel Hun dan Milka Kono.
Saat berada di Kupang, Yeheskial dianjurkan oleh salah seorang kenalannya untuk mengkonsumsi obat Tiansi untuk mengobati penyakitnya tersebut. Untuk membeli obat tersebut, Yeheskial harus membayar uang senilai 6,5 juta untuk paket selama sebulan itu. Namun sayangnya, obat tersebut juga tak mampu membunuh sel kanker di gusi Yeheskial.
" Usai beli obat itu, saya dan orang tua saya memutuskan untuk pulang. Sebulan berlalu setelah mengkonsumsi obat tersebut, kanker di mulut saya tidak menunjukan tanda mengecil, malahan semakin hari makin membesar," sebutnya.
Saat ini, Yeheskial bersama istri dan seorang putriya hanya bisa berdoa agar dibukan jalan, sehingga Yeheskial bisa dioperasi untuk mengangkat kanker tersebut.