Sebelum Terima Beras, Warga Desa Lakekun Barat Kerja Bakti, Ternyata Begini Respon Masyarakat
Sebelum menerima beras sejahtera (rastra), para keluarga penerima manfaat di Desa Lakekun Barat, melakukan kerja bakti di halaman kantor desa.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas
POS-KUPANG.COM, BETUN - Sebelum menerima beras sejahtera (rastra), para keluarga penerima manfaat di Desa Lakekun Barat, Kabupaten Malaka, melakukan kerja bakti di halaman kantor desa. Mereka menimbun tanah di jalan masuk kantor desa agar air hujan tidak tergenang dan berlumpur. Kerja bakti ini juga sebagai dorongan bagi masyarakat untuk memahami pentingnya gotong royong.
Baca: Kerja Bendungan Temef, Balai Sungai Siap Akomodir Tenaga Kerja Lokal
Hal itu disampaikan Kepala Desa Lakekun Barat, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Luan Martinus, kepada Pos- Kupang.Com, Kamis (12/4/2018).
Menurut Martinus, sesuai kesepakatan dengan warga, sebelum menerima beras rastra, warga melakukan kerja bakti di halaman kantor desa untuk menimbun tanah di jalan masuk kantor agar di musim hujan tidak tergenang air dan berlumpur.
Baca: Ini yang Dilakukan BPS NTT untuk Mendapatkan Data Berkualitas
Setelah kerja bakti, kepala desa memberikan arahan yang intinya mengajak masyarakat untuk aktif mengikuti kegiatan kerja yang dilaksanakan pemerintah desa. Karena dana harian orang kerja (HOK) diperuntukan bagi masyarakat sendiri.
"Tahun 2018 ini kita di Desa Lekekun ada program kegiatan pembangunan infrastruktur. Nanti yang kerja masyarakat sendiri. Dana HOK dikasih untuk masyarakat sendiri, dibandingkan kasih orang lain," kata Martinus.
Menurut Martinus, beras rastra tahap pertama tahun 2018 sebanyak 4.920 kilogram yang mulai distribusikan sejak Kamis (12/4/2018). Jumlah masyarakat penerima manfaat beras rastra sebanyak 164 KK.
Penerima rastra Maria Olinda Fina Seran kepada Pos-Kupang.Com mengatakan, ia berterima kasih kepada pemerintah desa yang sudah mendistribusikan beras rastra. Ia mendukung program pemerintah desa menggerakan kembali budaya gotong-royong. Selain itu ia mendukung pemerintah desa agar program kegiatan dikerjakan oleh masyarakat sehingga dana HOK diberikan kepada masyarakat. (*)