Puluhan Tahun Masyarakat Aeramo Hidup dengan Air Payau, Mengapa?
Ketua BPD Desa Aeramo, Emanuel Satu Tema, mengatakan, masyarakat Aeramo puluhan tahun hidup dengan air payau dan air parit.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Kanis Jehola
Laporan wartawan Pos-Kupang.Com, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM, MBAY - Ketua BPD Desa Aeramo, Emanuel Satu Tema, mengatakan, masyarakat Aeramo puluhan tahun hidup dengan air payau dan air parit.
Hari Senin (9/4/2018), belasan remaja dan anak-anak berkumpul di sebuah lokasi di tepi kiri jalan Aeramo-Nangadhero. Di sekitar mereka terdapat tumpukan jeriken putih bekas minyak goreng volume lima liter.
Baca: Ditanya Camat Lamba Leda Tentang Soal Bahasa Indonesia, Begini Jawaban Priska Leri
Remaja dan anak-anak itu bukan sedang bermain, tapi mereka sedang mengantre air bersih dari sebuah pipa kecil ukuran sebesar ibu jari tangan orang dewasa. Air dari pipa kecil itu berasal dari mata air di sebuah pegunungan sebelah Selatan Desa Aeramo.

Sejak kapan remaja dan anak-anak itu berada dalam kondisi tersebut? Seorang remaja bernama Yosafat yang duduk di atas sebuah batu, menuturkan, kondisi itu sudah mereka alami sejak merekan masih kecil.
Baca: Setelah Bunuh Istri Secara Sadis, Kakek 85 Tahun Ini Mencoba Bunuh Diri
"Sudah lama. Air ini hanya untuk masak. Kalau mandi dan cuci dari sumur air payau atau ke parit," kata Yosafat.
Dikatakan Yosafat, bagi penduduk yang jauh dari parit atau tidak memiliki sumur, terpaksa menggunakan air dari pipa kecil itu. Namun untuk mendapatkan air dari pipa kecil tersebut, butuh perjuangan karena warga yang membutuhkan air dari pipa kecil tetsebut juga banyak. "Dapat satu jeriken kecil untuk mandi, sudah lumayan," ungkap Yosafat.
Ketua BPD Desa Aeramo, Emanuel Satu Tema di Mbay, ditemui sebelumnya di Mbay, mengatakan, masyarakat Aeramo puluhan tahun hidup dengan air payau dan air parit.
"Kami sudah terbiasa dengan air parit. Puluhan tahun krisis air bersih. Pemerintah hanya bisa menjanjikan pasang jaringan, air tidak mengalir, jaringan mubazir. Sekarang Pemkab Nagekeo bangun lagi jaringan di atas jaringan yang dibangun tahun 2012 lalu oleh Pemerintah Provinsi NTT. Juga air tidak mengalir," kata Emanuel.
Emanuel mempertanyakan, sampai kapan Aeramo hidup dalam keterbatasan akses air bersih? "Air itu kebutuhan mendasar. Tapi sekian lama pemerintah tidak memenuhi kebutuhan itu," katanya. (*)