Suster Laurentina Prihatin NTT Terus Dapat Kiriman Jenazah TKI, Pemerintah Harus Segera Lakukan Ini
Ketua JPIC Serikat PI Kupang, Suster Laurentina, mengaku prihatin karena hampir setiap bulan NTT mendapat kiriman jenazah TKI dari luar negeri.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua JPIC Serikat PI Kupang, Suster Laurentina, mengaku prihatin karena hampir setiap bulan NTT mendapat kiriman jenazah TKI dari luar negeri.
"Secara pribadi dan saya bukan petugas tetapi orang yang punya hati kalau ada jenazah yang hantar setiap minggu kesini tiap minggu itu saya prihatin juga sampai kapan selesai, sampai kapan ini akan berhenti," ungkap Sr. Laurentina, di Terminal Kargo Bandara El Tari Kupang, saat menjemput jenazah TKI asal Malaka, Melky Luan, Sabtu (7/4/2018).
Baca: Terkait TKI, Pendeta Mery: Pemerintah Indonesia Harus Tegas dengan Pemerintah Malaysia
Sr. Laurentina mengatakan, pemerintah seharusnya melakukan aksi nyata untuk atasi persoalan TKI yang ada diluar negeri.
"Hanya mendengar dari pemerintah harus ini itu tapi belum ada tindakan yang nyata. Sementara memang jenazah-jenazah yang di kirim dari sana selalu ada. Itu realita yang kita hadapi," papar Sr. Laurentina.
Baca: Kopdit Pintu Air Dukung Program NTT Jadi Provinsi Koperasi
Sr. Laurentina berharap agar pemerintah segera melakukan aksi nyata untuk mencegah persoalan ini.
"Dari saya pemerintah harus segera bertindak, apa yang harus di lakukan untuk mencegah itu," ujar Sr. Laurentina.
Sr. Laurentina mengaku, pihaknya saat ini terus melakukan upaya pencegahan dengan turun ke desa-desa melakukan sosialisasi bagi masyarakat agar masyarakat tau tentan alur dan mengurus dokumen resmi jika ingin bekerja ke luar negeri.
Baca: Keluarga Korban Penembakan di Karot Lakukan Investigasi, Hasilnya Mengejutkan
"Kalau dari saya yang mengurusi ini saya berupaya untuk melakukan pencegahan-pencegahan terutama ke desa-desa atau pelosok-pelosok yang saat ini saya lakukan bersama teman-teman jaringan yang lain untuk memberikan masukan-masukan bagaimana para PMI dan yang belum menjadi PMI itu, karena kita tidak bisa melarang orang untuk bekerja. Jadi paling tidak memberikan beka-bekal tentang hal apa yang harus mereka ketahui ketika mereka mau bekerja," papar Sr. Laurentina. (*)