KM Sinar Mutiara III Nyaris Tenggelam, Anak-anak Berteriak Minta Tolong
Anak-anak berteriak histeris "Mama tolong goe ki, mama hode go limak ki (mama tolong saya dulu, tolong pegang tangan saya dulu...)
Penulis: Frans Krowin | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Frans Krowin
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Anak-anak berteriak histeris "Mama tolong goe ki, mama hode go limak ki (mama tolong saya dulu, tolong pegang tangan saya dulu...)" saat Kapal Motor Sinar Mutiara III nyaris tenggelam ketika masuk Pelabuhan Tobilota, Adonara, Senin (2/4/2018).
Kondisi itu terjadi ketika mesin kapal naas tersebut mengalami gangguan teknis dan sebagian rangkanya sudah terendam air laut, sehingga kapal itu nyaris ditelan laut pagi tadi.
Baca: Anak-Anak Histeris saat KM Sinar Mutiara III Nyaris
Sejumlah warga Lembata yang menumpang kapal naas tersebut, menuturkan, kapal itu meninggalkan Pelabuhan Larantuka sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu kapal tersebut sarat dengan penumpang.

Jumlah penumpang di kapal itu diperkirakan lebih dari 300 orang, baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Sementara sepeda motor yang juga dimuat pada kapal tersebut, diperkirakan mencapai puluhan unit.
Baca: 35 Orang Istri Menteri Kabinet Dampingi Ibu Negara ke Maumere
"Pagi tadi, kapal Sinar Mutiara III itu bermuatan sangat sarat. Penumpang penuh sesak, begitu juga sepeda motor. Saat kapal sedang melaju, tiba-tiba terdengar bunyi mesin yang tidak stabil sehingga penumpang mulai panik," tutur Gusti Kopong kepada Pos-Kupang.Com di Lewoleba, Senin (2/4/2018).
Gusti merupakan salah satu penumpang di kapal naas tersebut. Dikatakannya, tidak stabilnya mesin itu, terdengar ketika kapal sedang melaju lalu bunyi mesin diturunkan sehingga laju kapal seketika bergerak lambat.
Dalam kondisi demikian, tiba-tiba mesin lainnya pun dihidupkan. Bunyi mesin yang satu ini pun tidak stabil, sehingga penumpang semakin panik. Sementara dari dalam ruang mesin, diinformasikan bahwa air laut semakin banyak masuk ke dalam kapal.
Informasi tersebut menyebar demikian cepat di atas kapal sehingga para penumpang menjadi panik. Dalam suasana yang genting tersebut semua penumpang lantas bersiap-siap untuk meninggalkan kapal.
Untungnya, nakhoda Kapal Sinar Mutiara III, Abdullah, memahami keadaan tersebut, sehingga langsung mengarahkan kapal tersebut untuk merapat ke Pelabuhan Rakyat (Pelra) Tobilota (Wailebe) di Adonara.
Tatkala kapal merapat, para penumpang pun spontan bergegas turun dari kapal. Suasana ini menimbulkan kepanikan baru, karena semua penumpang saling berebutan untuk segera turun ke pelabuhan.
Dalam kondisi yang demikian, anak-anak berteriak histeris. Sebagian remaja dan ibu-ibu juga berteriak dan sebagiannya menangis. Sedangkan kaum pria dan para anak buah kapal (ABK) berusaha menenangkan penumpang yang lain.
Gusti menuturkan, tatkala penumpang berebutan turun ke Pelabuhan Tobilota, suasananya sangat tidak menentu. Kondisinya baru pulih, saat sebagian penumpang sudah turun dari kapal lalu menyaksikan kapal itu mulai miring dengan kondisi mesin yang tak lagi hidup.
Gusti menyebutkan, dirinya tak tahu persis nasib kapal naas tersebut di Pelabuhan Tobilota, Adonara hingga Senin (2/4/2018) sore. Namun ia meminta agar Kapal Sinar Mutiara III itu dicabut izin operasionalnya, karena keberadaan kapal tak layak berlayar. (*)