Perginya Tokoh Panutan Kesehatan di Flores Suster Dokter Conchita Cruz
Tidak berlebihan apabila banyak dari mereka masih berharap, di surgapun suster dokter masih berkenan membantu mereka untuk berdiri.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM|MAUMERE - Nama Suster Dokter Conchita Cruz, SSpS, bukan asing bagi warga Kabupaten Sikka, di Pulau Flores.
Biarawati dan dokter yang mengabdi di RS St. Elisabeth Lela, sejak 1972 itu, Kamis (22/3/2018) pukul 16.10 Wita menghembuskan nafas terakhir di RSUP Sanglah Denpasar, Bali.
Kepergian Suster Dokter Conchita sebagai sebuah kehilangan besar tokoh panutan kesehatan bagi banyak dokter yang mengenal baik sosoknya.
Dokter Henyo Kerong, melukiskan dengan sepenggal lirik lagu, Eric Clapton “Tears in Heaven,” mungkin bisa mewakili perasaan hati banyak orang mengenang Suster dokter Conchita Cruz.
Baca: ASYIKK! Seruput Gratis 1.000 Cangkir Kopi Manggarai di Lapangan Motang Rua
Tidak berlebihan apabila banyak dari mereka masih berharap, di surga pun suster dokter masih berkenan membantu mereka untuk berdiri.
…Would you hold my hand, if I saw you in heaven?
Would you help me stand, if I saw you in heaven?
I’ll find my way through night and day, ‘cause I know I just can’t stay here in heaven…
Menurut Henyo, Suster Conchita, datang dari Filipina ke Lela bulan Mei tahun 1972.
Baca: Pejabat Kesbangpol NTT Sebut Masyarakat Senantiasa Terpola dalam Bingkai Politik yang Beragam
Ia belajar Bahasa Indonesia di Maumere dan langsung menjalani tugas sebagai seorang dokter yang diharapkan banyak orang di RS St. Elisabeth Lela.
Saat itu, RS swasta ini punya nama besar bukan hanya di Flores bahkan seluruh NTT.
Suster Conchita, putri pertama dari tiga bersaudara memutuskan menjadi biarawati setelah menjadi dokter di Manila.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/suster_20180322_231814.jpg)