Diklat Pengolahan Limbah Ternak di BBPP Kupang, Penyuluh Jangan Simpan Ilmu Sendiri
Dari keseluruhan kegiatan selama sepekan ini, para penyuluh bisa menyampaikan ilmu yang didapat kepada kelompok masyarakat.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Hayon
POS-KUPANG.COM |KUPANG - Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, NTT menjadi tuan rumah kegiatan pelatihan teknis pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik dan pelatihan teknis pengolahan hasil ternak.
Kegiatan selama sepekan ini menghadirkan 60 penyuluh dari 8 provinsi di Indonesia.
Harapan dari kegiatan ini, para penyuluh dapat mentransfer ilmu yang diperoleh selama pelatihan dan diberikan kepada kelompok dampingan di daerahnya masing-masing.
Baca: VIDEO: Area Tempat Wisata Kuliner di Oesapa Sudah Ambruk
Kepala BBPP Kupang, Dr. Ir. Adang Warya, MM, kepada Pos Kupang, Selasa (6/2/2018), mengungkapkan, ada dua kegiatan yang menjadi fokus yakni pelatihan teknis pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik, juga pelatihan teknis pengolahan hasil ternak dengan peserta berasal dari 8 provinsi di Indonesia.
Harapan dari keseluruhan kegiatan selama sepekan ini, para penyuluh bisa menyampaikan ilmu yang didapat kepada kelompok masyarakat.
Baca: BBPP Kupang Tuan Rumah Diklat Pengolahan Limbah
Penyuluh harus mengubah pola pikir masyarakat di daerahnya masing-masing agar warga tidak menjual produk dalam keadaan mentah, tetapi mengolah hasil dalam bentuk olahan-olahan yang bernilai tinggi.

Mengenai limbah ternak, diharapkan masyarakat bisa mengolahnya menjadi biogas, pupuk cair, biourine menjadi pupuk, kotoran sapi jadi kompos.
"Intinya dengan pelatihan yang kita berikan kepada penyuluh ini, hasil yang kita anggap tidak berguna, bisa diolah menjadi barang yang berguna dan memiliki harga tinggi.
Baca: Akhirnya Veronica Tan Ungkap Kelakuan Ahok Sejak Nikah Hingga Sekarang,Ini Salah Satu Penyebabnya
Selama seminggu tim teknis yang ada pada kita akan memberikan teori dan praktik bagi para penyuluh ini.
Ada 60 orang dimana 30 orang ikut kegiatan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik dan 30 orang ikut pelatihan teknis pengolahan hasil ternak," katanya.
Menurutnya, hasil peternakan sesungguhnya memiliki potensi pengolahan yang banyak. Hanya saja selama ini masyarakat belum diberikan pelatihan sehingga hasil peternakan hanya dianggap sebagai limbah semata.