Ini Kasus Yang Jarang Terjadi di Dunia, Gloria Terlahir Tanpa Tulang Otak

Ini penjelasan dokter ahli terkait dengan kelainan yang dialami balita satu ini

Penulis: Andri Atagoran | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Andri Atagoran
Bayi yang mengalami kelahiran tengah di rawat 

Laporan Reporter Pos Kupang, Andri Atagoran

POS KUPANG.COM, KUPANG - Gloria Stefani Lalay, bayi yang lahir di rumahnya pada Selasa (26/9/2017) lalu tampak terbaring lemas di ruang ICU Bayi RSUD SK Lerik Kupang, Rabu (4/10/2017).

Tampak selang infus masih terpasang di bayi yang lahir dengan kelainan di bagian otak yang keluar karena tulang otaknya tidak terbentuk secara sempurna.

Ibunda Gloria, Siti Hanifa mengatakan, Gloria lahir di rumahnya di RT 10 RW 05, Kelurahan Kelapa Lima, Kupang.

"Sebelum melahirkan saya merasa biasa-biasa saja seperti saya melahirkan anak sebelumnya," kata Gloria.

Siti mengisahkan, sebelum melahirkan dia merasakan sakit sesaat dan segera meminta suaminya untuk menghubungi mobil yang bisa mengantarnya ke rumah sakit terdekat.

"Tapi karena waktu itu moboilnya agak susah dicari akhirnya terpaksa suami mengubungi tetangga untuk yang punya mobil pick up," kata Siti.

Namun, sebelum mobil itu tiba, siti sudah tidak bisa menahan rasa sakit sehingga dirinya segera menuju ke kamar.

"Sekitar pukul 07.30 Wita Gloria lahir dengan kondisi seperti itu, dan saya tidak tahu. Setelah melahirkan ibu RT langsung masuk ke kamar dan melihat Gloria mengalami kalaian dan langsung antar saya dan bayi ke RS SK Lerik," kata Siti.

Dokter spesialis anak RSUD SK Lerik Kupang, dr Putu Mas Vina Paramitha C Sp A mengatakan, Gloria mengalami kelainan kelahiran yaitu Anencephaly.

"Anencephaly merupakan kelainan bawaan lahir yang mengakibatkan bayi tidak memiliki beberapa bagian dari tengkorak dan otak. Jadi ada bagian otak yang keluar karena tulang otaknya tidak terbentuk secara sempurna," kata dr Vina.

Dokter Vina menambahkan, ini merupakan kasus yang sangat jarang terjadi di Indonesia bahkan di dunia.

"Frekuensi kasus ini adalah satu dari seribu kelahiran bayi di dunia yang mengalami kasus seperti ini. Rata-rata kasus ini bisa terdiagnosis saat bayi masih di dalam kandungan atau juga baru terdiagnosis setelah bayi tersebut lahir," kata dr Vina. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved