Ini Waktu Terbaik Menyelam di Laut Alor
Musim hujan yang mengakibatkan cuaca mendung dan ombak yang cukup besar di Alor jatuh pada bulan Desember.
KALABAHI, KOMPAS.com - Sebagai wisata selam kelas dunia, Kabupaten Alor di Nusa Tenggara Timur memang menjadi impian dari para pecinta selam dunia.
Namun demikian, ada yang harus diperhatikan saat mengunjungi Alor yakni waktu berkunjung. Sebab jika salah waktu mengunjungi Alor, bisa-bisa justru tak jadi menyelam dan malah berdiam di penginapan.
Baca: NTT Gencar Promosikan Taman Laut Alor ke Mancanegara, Seperti Apa Keindahannya ?
"Waktu terbaik untuk ke Alor itu bulan Mei, Juni, dan Juli karena ombak lebih tenang," kata pelaku wisata sekaligus aktivis lingkungan di Alor, Onesimus Laa, Rabu (22/3/2017) di Pulau Sika, Alor, Nusa Tenggara Timur.
Musim hujan yang mengakibatkan cuaca mendung dan ombak yang cukup besar di Alor jatuh pada bulan Desember hingga Maret. Namun karena faktor cuaca yang tak menentu, terkadang di bulan Oktober, Alor sudah dilanda hujan deras.
Meski bulan Mei hingga Juli masuk sebagai waktu terbaik mengunjungi Alor tetapi bulan tersebut adalah bulan high season atau puncak kunjungan tertinggi ke Alor. Sehingga harga tiket transportasi cenderung menjadi mahal.
Harga tiket pesawat dari Jakarta ke Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur yang juga pintu gerbang menuju Alor dihargai hingga Rp 1,6 juta pada bulan Juni. Padahal di luar bulan high season, harga tiket pesawat dihargai sekitar Ro 900.000.
Baca: 5 Makanan Khas Alor yang Wajib Anda Cicipi
Untuk itu, jika mengincar harga murah, bulan April, Agustus, dan September adalah waktu yang direkomendasikan untuk berkunjung ke Alor. Akomodasi atau penginapan di Alor yang belum begitu banyak juga akan semakin langka pada bulan high season.
Kabupaten Alor, NTT terkenal dengan 42 situs selam yang telah terdaftar dan masih banyak yang belum dieksplor. Saking indah pemandangan bawah lautnya tahun 2016 Alor mendapat penghargaan sebagai tempat menyelam terpopuler di Anugerah Pesona Indonesia tahun 2016.
Wisata di Alor tak hanya wisata bahari, melainkan juga wisata sejarah dan budaya. Seperti berkunjung ke Desa Takpala, Desa Bampalola, dan Desa Kopidil yang terkenal dengan budaya lokal. Bagi pecinta sejarah dan religi dapat berkunjung ke Desa Alor Besar. Di desa ini terdapat Al Quran dari kulit kayu yang sudah berusia ratusan tahun. (Silvita Agmasari)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/alor-taman-laut_20170329_095454.jpg)