Warga RI dan Timor Leste Perang Batu di Tapal Batas

Ribuan warga lima desa di Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi Nusa Tenggara Timur

Editor: Alfred Dama
zoom-inlihat foto Warga RI dan Timor Leste Perang Batu di Tapal Batas
Net
Aparat TNI saat patroli di perbatasan NTT dan Timor Leste
POS KUPANG.COM, KEFAMENANU -- Ribuan warga lima desa di Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi Nusa Tenggara Timur, saling serang dengan warga Districk Pasabe-Oecusse, Republic Demokratic Timor Leste (RDTL), Selasa (31/7/2012).

Pertikaian fisik menggunakan batu ini  akibat ulah warga RDTL menyerobot dan menggusur lahan di zona netral (zona damai) untuk membangun Kantor Bea dan Cukai.

Saling serang menggunakan batu dilakukan dua kali. Pada pukul 13.00 Wita, warga lima desa dari Kecamatan Bikomi Nilulat melempari warga dan operator exavator yang sedang menggusur lahan.  

"Perang batu hanya berlangsung sekitar 15 menit. Sebab aparat TNI Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dibantu aparat Polres TTU datang melerai," kata Kepala Desa Haumeni Ana, Siprianus Asuat, melalui telepon genggamnya, Selasa (31/7/2012) sore.

Warga yang terlibat perang batu berasal dari Desa Haumeni Ana, Desa Sunkaen, Desa Nilulat, Desa Tubu dan Desa Batnes melawan ratusan warga dari beberapa desa di Districk Pasabe, RDTL.

Senjata tajam yang dibawa warga disita oleh aparat TNI dibantu polisi. Sweeping senjata tajam dipimpin langsung Komandan Kodim 1618/TTU, Letkol (Arm) Eusebio Hornai Rebelo, dibantu Wakapolres TTU, Kompol Yulian Perdana, S.Ik.

Aksi saling lempar batu pecah lagi pukul 17.30 Wita, ketika hari sudah mulai gelap. Saat itu, tutur  Siprianus Asuat, warga sedang berkumpul di Polindes Haumeni Ana, mendengarkan arahan dari Dandim 1618/TTU, Lekol (Arm) Eusebio Hornai Rebelo, agar warga pulang dengan tertib ke rumah masing-masing.

"Tiba-tiba seorang anggota Civpol (Civil Police) dari RDTL bernama Jorge Seko, memimpin ratusan warga RDTL menyerang kami di Polindes Haumeni Ana. Warga pun membalas lemparan batu itu. Perang batu hanya berlangsung 15 menit karena berhasil dilerai aparat TNI dan polisi," ungkap Siprianus Asuat.

Ia mengatakan, saling serang sebanyak dua kali itu tidak menimbulkan korban luka-luka. "Cuma apakah warga RDTL ada yang luka kena lemparan batu, saya tidak tahu," katanya.

Camat Bikomi Nilulat, Lodovikus Lake, membenarkan ketika dikonfirmasi kebenaran saling serang  antarwarga RI  dan RDTL di Desa Haumeni Ana. "Tapi sekarang warga sudah membubarkan diri dan sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Lake melalui telepon genggamnya, Selasa malam.

Ia mengatakan gelagat bentrok fisik akan pecah sudah diketahui sejak Senin sore ketika satu unit exavator masuk ke lokasi sengketa dan parkir di zona netral.

Dandim 1618/TTU, Letkol (Arm) Eusebio Hornai Rebelo, dibantu aparat TNI Satgas Pamtas RI dan  RDTL berjaga-jaga di perbatasan, mengantisipasi serangan fajar warga Desa Haumeni Ana.

Dandim 1618/TTU Letkol (Arm) Eusebio Hornai Rebelo, belum berhasil dikonfirmasi tentang bentrok antarwarga di perbatasan RI- RDTL. Dihubungi berkali-kali, namun telepon genggamnya tidak aktif. Pesan singkat pun tidak direspons.

Sebelumnya diberitakan, hubungan antarwarga Desa Haumeni Ana, Bikomi Nilulat di Kabupaten TTU dengan warga  Pasabe, Districk Oecusse, Republic Democratik Timor Leste (RDTL) sejak Sabtu (21/7/2012) 'memanas' dan tegang.

Dikhawatirkan akan timbul konflik horisontal antarwarga yang berdomisili di perbatasan RI-RDTL itu. Pasalnya, pihak RDTL secara sepihak melakukan penggusuran lahan di zona netral (zona damai) untuk membangun Kantor Bea dan Cukai. (ade)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved