BUKAN walangsangit bukan kakatua. Bukan pipit pun belalang kumbara. Bukan celeng atau wereng. Jika tuan pergi ke ladang-ladang petani Flores sekarang segera saja menemukan hama baru. Namanya ro'a!
AWAL Maret di bawah mendung senja yang menggantung, bocah-bocah ingusan bermain bola di lapangan sempit berlumpur Kolhua.Sebagian di antara mereka memakai kostum Merah Putih dengan nomor punggung dan nama Christian Gonzalez, Irfan Bachim dan Firman Utina. Di saat jedah menendang bola kumal, mereka ngerumpi soal Nurdin. Mereka juga berdendang turunlah Nurdin...!
"BAPA wartawan tolong dulu. Kenapa obat yang mereka simpan rapi di rak apotek ini tidak ada label harganya? Coba kalau ada daftar harga kan beta bisa beli obat yang murah sesuai kemampuan beta." Mama Susi, penjual sayur langgananku di Pasar Inpres Naikoten-Kupang bertanya di saat kami bersama antre menunggu giliran membeli obat di sebuah apotek yang padat pengunjung di Kota KASIH belum lama berselang.
IZINKAN beta mengucapkan terima kasih serta maaf jika ada khilaf dan salah. Terima kasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas kasih dan bimbinganNya hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) mampu menjadi tuan rumah yang baik dua agenda besar, yakni rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 4-10 Februari 2011 di Kupang serta kunjungan kerja presiden selama empat hari, 8-11 Februari 2011.
JORGE Lorenzo pelesir ke Pulau Komodo, beta yang repot. Telepon sering berdering. SMS datang bertubi-tubi. Banyak tanya harus dijawab demi Lorenzo meski pemuda Spanyol tersebut tidak mengenal beta. Sialan! Ha-ha-ha...
DUA hari menjelang HUT ke-24 Propinsi Nusa Tenggara Timur, Bung Kanis menghangatkan sidang paripurna DPRD NTT di Kupang dengan kisah fantasi tentang untaian kepulauan di ini propinsi.
TIBA-TIBA bumi berguncang. Bangunan roboh terkulai mencium bumi berdebu. Gelombang laut menyapu segala sesuatu yang menghadang. Semua luruh berderai. Jerit tangis membahana. Perasaan remuk redam. Dunia seolah hendak kiamat.
TIGA perempuan muda terlihat ragu-ragu memegang benda lunak dan licin di depan mereka. "Tak apa-apa kok Mbak, itu bukan racun. Ayo pegang, rasakan kelembutannya lalu pasang. Mr. P sudah siap tempur nih!"
"PERANG media semakin mematikan. Setelah revolusi televisi dan HP, kini datang pesaing baru yaitu facebook dan twitter! Lama-lama profesi jurnalis tidak dibutuhkan lagi. Kita bakal menganggur. Bahaya besar bung."
KUPANG medio November. Ania menyeka dahinya di bawah guyuran matahari yang mendidih. Lalu lintas di terminal itu ramai sekali. Orang-orang bergegas datang dan pergi. Sibuk dengan urusan sendiri-sendiri. Semua tak peduli!
"OM mau paha atau dada?" kata nona baju merah sambil melempar senyum. "Paha nona," kata si Om singkat. "Baik Om, mohon sabar sedikit." Tidak lebih dari 10 menit nona baju merah telah siap menyajikan paha yang langsung 'dilahap' si Om berkepala botak dengan semangat tinggi. Keringatnya bercucuran dan sesekali mata si Om terpejam. Nikmat!
SEPULUH tahun mereka hidup bersama sebagai suami istri dengan dua orang anak. Lima tahun pertama, mereka sungguh menikmati kebahagiaan. Prahara datang di tahun ketujuh. Tahun kesepuluh, pernikahan mereka bubar gara-gara judi!
MULUTMU harimaumu. Begitu kata pepatah. Mulut salah seorang pemimpin formal negeri ini seolah memuntahkan "lahar panas" bagi Indonesia yang sedang bermuram durja akibat banjir Wasior, tsunami Mentawai dan erupsi Merapi.
INDONESIA adalah negeri seribu sumpah. Tapi hanya tiga sumpah yang paling terkenal. Sumpah Palapa, Sumpah Pemuda dan Sumpah Jabatan. Sumpah Palapa menyatukan Nusantara. Sumpah Pemuda melahirkan Indonesia Raya. Sumpah Jabatan?
PADANG gurun Atacama yang sunyi mendadak gemerlap. Dusun Copiapo sontak menjadi pusat perhatian dunia. Sekitar 5.000 orang, termasuk 2.000-an jurnalis dari berbagai negeri menyerbu Copiapo. Mereka melaporkan kisah kemanusiaan paling heroik abad ini dengan bintang utama bernama Sebastian Pinera!
"DATANGLAH ke kampung kami. Anda akan menghirup wangi cendana. Melihat biawak komodo, indahnya Danau Tri Warna Kelimutu dan menikmati syahdunya musik sasando. Datang dan lihatlah daerah kami. Tanpa Nusa Tenggara Timur (NTT), tak ada Indonesia!"
"Oslan teabenat kiunnan baefnen
On nanat kaisam tokom, em hat nao ha taim kiu bafe'
Kiubaef'a nok unsam masi'at minna kah, masit islaut fin
Me han nes nanit, le' mitman kiubaefina sina `loemkina"
SATU kali WO, dua kali mogok, hampir saban hari protes dan ribut terhadap keputusan wasit. Penonton bawa batu ke dalam stadion. Jika tidak puas mereka bakulempar. Bersimbah darah! Polisi dan Pol PP menonton atau amankan penonton?
"SORRY berat ka'e, saya lagi ada masalah. Nanti kutelepon balik ya. Saya baru saja tampar orang di terminal!" Tit...tit...tit... Tak ada lagi nada sambung. Telepon seluler mendadak putus.
EMPAT anggota Dewan yang Terhormat (Yth) asyik bercengkerama di tengah hiruk-pikuk antrean penumpang yang check in di terminal I B Bandara Soekarno Hatta-Jakarta pagi itu. Sambil menunggu giliran check in mereka bercerita tentang jatah perjalanan mereka sebagai wakil rakyat.
"OBAT yang dokter kasih tempo hari saya sudah minum semua. Tapi sudah dua bulan ini saya tidak sembuh-sembuh juga. Saya sudah bilang, saya ini tidak sakit apa-apa. Saya kena suanggi, dokter! Jadi, jangan kasih saya obat lagi."
MESTINYA kita lebih lama dijajah Jepang daripada Belanda. Tiga ratus lima puluh tahun dijajah Belanda bangsa kita hanya dibuai dan dimanja-manja. Jepang mendidik pakai falungku (pukulan) dan sepak tulang kering. Nah itu baru cocok membentuk mental tempe macam bangsa kita. Wow!
SELASA, 6 Juli 2010. Dua bom molotov meledak di Kantor Majalah Tempo di Jalan Proklamasi No. 72 Menteng- Jakarta Pusat. Bom dilempar dua orang tak dikenal sekitar pukul 02.40 WIB. Bom meledak tepat di kaca depan kantor Tempo. Bom dilempar dari jarak sekitar 10 meter.
MERDEKA! Tak terasa usia negara tercinta bertambah satu tahun lagi. Kali ini kita merayakan hari ulang tahun ke-65 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selamat ulang tahun tanah tumpah darah. Semoga bahagia selalu dan panjang usia.
SEORANG teman dari Manado, Sulawesi Utara bercerita tentang pemilu kada yang baru saja berlangsung di daerah nyiur melambai itu. Menurut dia, praktik bagi-bagi duit untuk meraih dukungan suara rakyat tersaji secara telanjang.
SPIDERMAN tua beraksi di Senayan. Dia gesit merayap tanpa sepengetahuan petugas keamanan. Di atas kura-kura raksasa bernama Gedung Nusantara, Spiderman menulis tiga kata: Jujur, Adil, Tegas. Mereka Yang Terhormat (Yth) terkejut dan marah! Tuan dan puan pasti sudah tahu apa yang hendak beta ceritakan. Beta sekadar merangkai ulang aksi aktor senior Pong Hardjatmo yang menghebohkan Indonesia, Jumat 30 Juli 2010.
TUGAS paling berat bagi kami sekarang adalah mencari matahari. Tutur seorang petani asal Mangulewa, Kabupaten Ngada, NTT medio pekan lalu. Mencari matahari, ah mana mungkin? Bukankah matahari tak perlu dicari karena salah satu tanda kemahakuasaan Tuhan itu selalu datang secara alamiah setiap hari hingga kita mengenal siang dan malam?
UNTUK ketiga kalinya siang itu, Paul menuju rest room. Paul terlihat bergegas menuju toilet sambil memegangi perutnya. Wajahnya pucat dengan rona kekesalan selangit. "Sialan, kok tiba-tiba saja saya terserang sakit perut," gumamnya.
GURU Tomi kesal sekali. Pada bulan April 1979 itu untuk kesekian kalinya dia mendapatkan jatah beras kotor penuh butir-butir pasir hitam dan debu gudang Dolog. Sesuai jumlah anggota keluarga yang diakui negara kala itu, selain gaji sebagai PNS, Guru Tomi dapat jatah beras 50 kg per bulan.