Oleh Dion DB Putra
In Memoriam Ary Moelyadi: Putra Sunda Berhati Flobamora
Selamat jalan Om Ary Moelyadi. Tuhan maharahim mendekapmu dalam damai abadi.Surga adalah tempat kamu.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Medio Juli 2010. Mentari sedang beranjak menuju peraduan.
Sontak semringah wajah kami sejumlah pengurus yang sedang rapat kecil di Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jl. Veteran, Kelurahan Fatululi, Kota Kupang.
Peserta rapat antara lain Zacky W Fagih, Fery Jahang, Bernadus Tokan, Laurens Molan, Sipri Seko, Martha Kotepa, Aser Rihi Tugu, Tony Kleden dan beberapa lagi.
"Info A1. Pak Gub (Gubernur NTT Drs, Frans Lebu Raya) putuskan Om Andre Koreh ketua panitia, sekretarisnya Om Ary. Surat Keputusan terbit dalam minggu ini," begitu pesan singkat dari seorang rekan yang masuk ke ponsel saya senja itu.
"Duet yang cocok, sesuai harapan kita," kata Bernadus Tokan, teman pengurus harian PWI Provinsi NTT.

Gubernur NTT mempercayakan Ir. Andre W Koreh, MT menjadi ketua panitia pelaksana peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2011 di Kupang. Andre berduet dengan Ary Moelyadi sebagai sekretaris.
Kala itu Andre Koreh menjabat sebagai Kepala Dinas PU Provinsi NTT, sedangkan Ary Moelyadi merupakan Kepala Bidang Keolahragaan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Provinsi NTT.
Sempat muncul kecemasan mengingat NTT baru pertama kali menjadi tuan rumah peringatan HPN yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Momen HPN 2011 di Kupang pun diikuti kurang lebih 1.500 orang dari seluruh provinsi di tanah air.

Sampai tahun 2010, NTT dan Kota Kupang khususnya, sama sekali belum berpengalaman menjadi "host" event berskala nasional dengan peserta lebih dari 1.000 orang. Terbayang kerepotan yang bakal berlepotan. Apalagi dalam kondisi keterbatasan akomodasi hotel, penginapan, sarana transportasi dan lain-lain di ibu kota provinsi NTT ini.
"Semua orang tahu NTT punya banyak keterbatasan. Tapi itu jangan jadi alasan untuk bekerja seadanya. Kita harus memberi kesan menjadi tuan rumah HPN yang baik," begitu pesan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya kepada panitia.
Hal senada kerap pula diingatkan Wakil Gubernur NTT, Ir Esthon L Foenay dan Sekda Provinsi NTT kala itu, Frans Salem selama persiapan menuju puncak HPN 9 Februari 2021 di Kupang.
Sebagai komandan panitia pelaksana HPN 2011 Kupang, duet Andre-Ary terbukti mumpuni.
Kerja sama kedua tokoh muda Aparatur Sipil Negara (ASN) sungguh apik. Mereka piawai menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan, ke atas dan ke bawah, juga ke samping.
Duet Andre-Ary sukses menggerakkan seluruh panitia berkerja bahu-membahu dalam suasana riang gembira dan sarat optimisme.

Sebagai ketua PWI Provinsi NTT saat itu, saya turut bertanggung jawab atas suksesnya HPN Kupang 2011 sehingga melekat dengan panitia lokal dan pusat. Selama masa persiapan efektif kurang lebih empat bulan menuju Hari H, hampir saban hari saya dan teman pengurus PWI bersama-sama Om Andre dan Om Ary serta seluruh anggota panitia.
Kami menyaksikan dinamika kerja total demi mencapai tujuan. Selain memenuhi tugas pokok mereka sebagai ASN di kantor masing-masing, duet Andre-Ary selalu menyisihkan waktu untuk kerja kepanitian HPN.
Setelah jam kerja kantor, mereka langsung ke sekretariat panitia HPN. Cukup sering mereka baru pulang ke rumah larut malam bahkan dini hari. Kami makan dan minum sama-sama. Berbagi dalam suasana ceria nasi bungkus, kudapan atau apapun yang tersedia di sekretariat. Sungguh tak berjarak.
Dalam kapasitasnya sebagai sekretaris panitia HPN 2011, Ary Moelyadi menjabarkan sampai detail hingga level eksekusi semua kerja kepanitian.
Atas peran dan tanggung jawabnya itu, dia "tidur bangun" bersama panitia. Dia gesit bergerak, pintar menjalin koordinasi dan komunikasi. Bijak memotivasi tim. Total bekerja.
Dia memberi contoh lewat tindakan, bukan sekadar busa berkata-kata di forum ruang rapat berpendingin udara. Dalam sosok Ary Moelyadi dan Andre Koreh, jujur saya menemukan potret ASN kompeten, profesional dan bekerja sepenuh hati untuk kepentingan publik.
Singkat cerita, penyelenggaraan HPN 2011 sukses. Pendapat dan kesan umum delegasi dari semua provinsi umumnya baik.
Sukses HPN 2011 menjadi tonggak penting mendongkrak rasa percaya diri bahwa NTT bisa! Flobamora sanggup menjadi tuan rumah event berskala nasional pun internasional. Tuan rumah yang membawa senyum bagi semua.
***
Dr. Ary Moelyadi, M.Pd adalah putra Sunda berhati Flobamora. Anak Bandung yang fasih berdialek beta sonde disamping bahasa ibunya.
Dalam beberapa kesempatan saya kerap berseloroh, "Om Ary nih lebe (lebih) Kupang daripada anak Kupang, lebe NTT daripada orang NTT asli."
Ya, lebih dari separuh masa pengabdian Ary Moelyadi sebagai ASN untuk persada Nusa Tenggara Timur. Dia bertugas di daerah ini sejak usia sangat muda. Sekurang-kuranya 25 tahun Ary Moelyadi tercatat sebagai ASN pemerintah Provinsi NTT khususnya di lingkup pendidikan dan olahraga.
Ary Moelyadi merupakan ASN di Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dedikbud Provinsi NTT) yang kemudian berubah nomenklatur jadi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaharaga (PPO) dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT.
Setelah tamat SMPN 4 Bandung dan SMA Negeri 10 Bandung, Ary melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK - IKIP Bnadung, dan jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Semarang.
Latar pendidikan itu membawanya dekat dengan aktivitas kepemudaaan dan olahraga. Selama puluhan tahun di NTT, dia masuk jajaran pengurus cabang olahraga serta KONI Provinsi. Ary juga adalah salah satu pendiri Prodi PJKR di FKIP UKAW Kupang.
Kiprahnya mirip dengan Andre Koreh yang saat ini menjabat Ketua Harian KONI Provinsi NTT.
Keduanya sudah kerap menjalin kerja sama membina dan mengembangkan prestasi olahraga di NTT, sehingga saat berduet tahun 2011 sebagai panitia HPN, bukan lagi hal baru bagi mereka.
Pada tahun 2014 Ary Moelyadi pindah ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Jakarta.
Di lingkungan Kemenpora, Ary Moelyadi kini menempati jabatan eselon tinggi yaitu Asisten Deputi (Asdep) Asdep Pengelolaan Olahraga Pendidikan Kemenpora RI. Tugas dan tanggung jawabnya makin besar. Dia berkesempatan berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia.
Tanggal 12 September 2022, Ary Moelyadi bertugas ke Kupang. Di kota ini dia sempatkan waktu bersua keluarga, para sahabat dan kolega. Mereka antara lain Mecky Berelaka. Marthen Bana, dan Sipri Seko, editor senior Harian Pos Kupang.
"Tanggal 12 September 2022 ajak keluarga dan kami beberapa orang makan sama-sama di (restoran) Nelayan Kupang," kata Marthen Bana.
Hari ini, Jumat 30 September 2022, kabar duka datang dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Om Ary Moelyadi berpulang. Dia ke sana dalam rangka tugas sebagai Asdep Pengelolaan Olahraga Pendidikan Kemenpora RI.
Kabar duka itu disampaikan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Prof Faisal Abdullah.
"Almarhum meninggal secara mendadak tadi pagi," kata Prof Faisal Abdullah saat dikonfirmasi jurnalis Tribun Timur, Jumat sore 30 September 2022.
Prof Faisal mengatakan, Ary Moelyadi berkunjung ke Makassar bersama Menpora Zainuddin Amali. Di Makassar ada dua agenda yang dikunjungi. Pertama di Universitas Negeri Makassar (UNM), pada Kamis malam (29/9/2022).
Hari Jumat ini Ary Moelyadi dijadwalkan mengikuti acara Liga Beringin di Kabupaten Bone. Namun, setelah acara di UNM, Ary Moelyadi kembali hotel untuk istirahat dan meninggal dunia.
Kepergian Ary Moelyadi yang mendadak sungguh mengejutkan keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengenalnya.
"Rasa ke sonde (tidak) percaya," kata Sipri Seko. Marthen Bana merasa sangat kehilangan. "Kita kehilangan seorang sahabat, kakak terbaik," tulis Marthen dalam pesan WA ke saya.
Duka mendalam pun dirasakan Mecky Berelaka yang pada 12 September 2022 menjemput rekannya Ary Moelyadi di Bandara El Tari bersama Sipri Seko, dan melepas kepergiannya saat Ary pulang ke Jakarta.
"Selamat jalan temanku, sahabatku, sodaraku rasa kandung," tulis Berelaka di akun Facebooknya.
Semua yang pernah mengenal Ary Moelyadi punya kesan sebangun. Putra Sunda ini orang baik. Mau berteman dengan siapa saja, ramah, murah senyum, suka menolong, dan setia kawan.
Ary Moelyadi meninggal dunia saat menunaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Aparatur Sipil Negara. Sungguh setia dan total bekerja sampai akhir.
Jenazah Ary Moelyadi telah diterbangkan pada Jumat sore dari Makassar ke Jakarta, lalu dibawa ke rumahnya di Bandung. Menurut rencana dimakamkan pada Sabtu,1 Oktober 2022 di Bandung.
Selamat jalan Om Ary Moelyadi. Tuhan maharahim mendekapmu dalam damai abadi. (Wartawan Pos Kupang, Ketua PWI Provinsi NTT 2008-2018)
1. Lorenzo |
|
---|
2. Tuhan Lengah |
|
---|
3. 2080 |
|
---|
4. Mr. P |
|
---|
5. Perang |
|
---|