Belu Terkini
Program Kemandirian Lapas Atambua: WBP Dibekali Ilmu Bisnis Peternakan Ayam Petelur
Program ini menargetkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar memiliki keterampilan nyata dan siap menjadi pengusaha mandiri setelah bebas.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua resmi meluncurkan program pembinaan kemandirian yang berfokus pada sektor peternakan.
Program ini menargetkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar memiliki keterampilan nyata dan siap menjadi pengusaha mandiri setelah bebas.
Sebagai langkah awal, sebanyak 32 ekor ayam petelur siap produksi telah didatangkan. Senin (29/09/2025).
Dalam tahap perdana, enam orang WBP terpilih akan didampingi langsung oleh enam petugas yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Peternakan Ayam.
Dengan sistem pendampingan rasio 1:1, proses transfer ilmu dan keterampilan diharapkan berjalan optimal.
Baca juga: Lapas Atambua Salurkan Sembako Hasil Panen WBP untuk Anak LKSA Pondok Mercy
Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menjelaskan bahwa fokus utama pembinaan adalah memberikan keterampilan yang bisa langsung menghasilkan keuntungan nyata.
“Ayam yang kami datangkan rata-rata berusia 17 bulan, artinya berada di masa puncak produksi. Mereka masih bisa menghasilkan telur dengan baik selama 10 hingga 15 bulan ke depan. Ini bukan hanya kegiatan, melainkan investasi ilmu yang sangat berharga,” ungkapnya.
Ia menambahkan, program ini dirancang sebagai miniatur bisnis yang melibatkan seluruh aspek peternakan.
“Dengan rasio satu petugas untuk satu WBP, mereka dilatih manajemen pakan, penerapan sanitasi, hingga pencatatan income harian. Target kami, setelah bebas, WBP mampu menjadi pengusaha yang tidak hanya mandiri, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Jose Guterres, Ketua Pokja Peternakan Ayam Petelur.
"Harapan kami, ilmu yang diperoleh WBP menjadi modal berharga setelah kembali ke masyarakat. Lebih dari itu, mereka bisa menjadi berkat bagi lingkungan sekitar, menciptakan peluang kerja sekaligus berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan lokal,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu WBP peserta program, Vincen, mengaku optimistis dan sangat termotivasi.
“Kami tidak hanya belajar memelihara ayam, tetapi juga mendapatkan ilmu bisnis dan pengelolaan modal. Setelah bebas nanti, saya sudah punya rencana membuka usaha di kampung. Ilmu dari sini adalah modal paling berharga untuk masa depan yang lebih baik,” katanya. (gus)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.