Ngada Terkini

Dosen STIPER Flores Bajawa Latih Petani Golewa Barat Manfaatkan Limbah Kopi Jadi Biochar

Melalui produksi, implementasi dan pemasaran Biochar mendorong  peningkatan nilai tambah secara berkelanjutan bagi petani setempat.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/CHARLES ABAR
PENDAMPINGAN - Dosen Stiper Flores Bajawa beri pendamping pemanfaatan limbah kopi kepada petani di Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Selasa (23/9/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Charles Abar

POS-KUPANG.COM,BAJAWA - Dosen Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (STIPER FB) terus memberikan dampak ditengah masyarakat melalui pendampingan-pendampingan ilmiah dalam memanfaatkan hasil limbah pertanian salah satunya limbah kulit kopi menjadi prodak bernilai Biochar.

Pengabdian kepada masyarakat itu dilakukan di Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, NTT, Selasa (23/9/2025). 

Melalui produksi, implementasi dan pemasaran Biochar mendorong  peningkatan nilai tambah secara berkelanjutan bagi petani setempat.

Tim pendamping Dosen STIPER Flores Bajawa antara lain, Igniosa Taus, S.T., M.Si, selaku Ketua Tim, Victoria Ayu Puspita, S.ST., M.Si, Umbu Awang Hamakonda, S. TP.,M.T, Antonius Dolu dan Anastasia Bela Bili. PIJ, selaku Anggota Tim.

Igniosa Taus selaku ketua Tim, kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan, pendampingan ini dengan tujuan meningkatkan aspek produksi dan pemasaran bagi kelompok tani mitra.

Baca juga: Stiper Flores Bajawa Serahkan Bantuan Tahap Dua di Kantor Desa Sawu

Dalam permasalahan yang ditemukan, kata Igniosa, ditemukan, proses produksi belum menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), sehingga proses produksi belum dilaksanakan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan karena tidak memanfaatkan limbah biomassa yang dihasilkan termasuk Limbah kulit kopi.

Permasalahan lain yang ditemukan yaitu, limbah kulit kopi yang dihasilkan menumpuk dilahan perkebunan. Juga  minimnya pelatihan dan pendampingan dalam penerapan teknologi oleh petani.

Berbagai persoalan yang ditemukan, perlunya ada sentuhan ilmiah sehingga target  Sustainable Development Goals (SDGs) dapat mendorong pengentasan kemiskinan melalui gerakan pemberdayaan hasil potensi lokal.

“Tujuan kegiatan ini sejalan dengan SDG’S 1 tanpa kemiskinan dan SDGS 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi dimana melalui kegiatan penerapan GAP dalam budidaya perkebunan serta teknologi pengolahan limbah pertanian kulit kopi menjadi biochar,” ungkap Igniosa,  di Bajawa, Selasa 23 September 2025.

Program pendampingan ini tentu dijalankan dengan efektif dan efisien, sehingga mampu mengurangi kemiskinan hingga  memberikan manfaat langsung bagi petani.

“Inovasi ini  membuka peluang kerja bagi kelompok kecil menengah. Hal ini mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Igniosa.

Produk Teknologi dan Inovasi Hard yang Dihasilkan

Adapun desain dan perancangan alat pembakaran sederhana  untuk menghasilkan Biochar kulit kopi menggunakan proses pirolisis.

Hasil pembakaran itu menghasilkan  produk utama berupa Biochart dan produk sampingan asap cair.

Sementara produk  Teknologi dan Inovasi Soft, petani mendapatkan modul teknis budidaya kopi organik dengan penerapan GAP. Selain itu draf  dan implementasi SOP pengelolaan, peningkatan kemampuan pembuatan rencana kerja anggaran  (RKA) dan keterampilan produksi Biochart limbah pertanian.

Igniosa berharap, perlu adanya pendampingan lanjutan terhadap program-program yang sudah dijalankan secara berkelanjutan, sehingga  menampukkan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Melalui pengembangan serta inovasi yang diberikan dapat menjadikan desa yang mandiri mampu mengurangi kemiskinan secara signifikan serta mewujudkan kemakmuran yang merata bagi Masyarakat,” tutupnya. (cha)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved