NTT Terkini
Pertamina Patra Niaga Majukan Ketahanan Pangan Lewat Kompos Berkelanjutan di Sikka
Program ini menjawab dua persoalan klasik yang dihadapi petani desa yakni ketergantungan pada pupuk kimia dan limbah organik yang belum dimanfaatkan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM,KUPANG - Sampah dapur dan limbah kebun yang dulu hanya jadi masalah, kini justru menjadi kunci masa depan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.
PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT) Maumere resmi meluncurkan program SAPA TANA (Sampah Jadi Pangan dan Tanaman) di Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Sebuah inisiatif yang mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
Program ini menjawab dua persoalan klasik yang dihadapi petani desa yakni ketergantungan pada pupuk kimia dan limbah organik yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Melalui SAPA TANA, FT Maumere memperkenalkan teknologi sederhana namun berdampak besar konversi sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos berkualitas.
Zakiudin Fuel Terminal Manager FT Maumere mengatakan hasilnya bukan hanya tanah yang lebih subur, tapi juga biaya produksi yang turun dan pendapatan petani yang meningkat.
"Ini bukan sekadar program lingkungan, ini adalah gerakan perubahan. Kami ingin hadir bukan hanya sebagai operator energi, tetapi sebagai mitra masyarakat dalam membangun masa depan yang lebih baik," ungkap Zakiudin, Senin (6/10).
Sebagai program percontohan pertama di Kabupaten Sikka, SAPA TANA telah menarik perhatian pemangku kepentingan.
Maurinus W. Gili Tibo, Perencana Ahli Madya Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, mengatakan inisiatif ini sebagai terobosan penting di tengah stagnasi pertanian desa.
"Kami melihat sendiri bagaimana sampah yang dulunya hanya menumpuk, kini berubah jadi pupuk organik yang sangat dibutuhkan petani. Ini contoh nyata sinergi antara inovasi dan keberpihakan sosial," ujarnya.
Dukungan pun datang dari Heribertus Patrisius, S.P. Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kangae. Menurutnya keterlibatan perusahaan dalam pemberdayaan petani sebagai "angin segar" yang jarang terjadi di daerah tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi. Biasanya petani berjalan sendiri. Kali ini ada mitra yang benar-benar mau turun tangan,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar program CSR, SAPA TANA menjadi bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) — terutama pada poin 2 (Tanpa Kelaparan), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan 15 (Ekosistem Daratan).
Sementara itu Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, menegaskan bahwa program ini bukanlah kegiatan sekali jalan.
Pergub NTT 33 tahun 2025 Juga Bikin Masyarakat Tersiksa, Seperti Apa |
![]() |
---|
Tiap Tahun NTT Beli Pinang Rp 1 Triliun, Kenapa Bisa |
![]() |
---|
Rakerda III Demokrat NTT Berlangsung Tegang, Leo Lelo Tak Sapa Anita Gah |
![]() |
---|
Rakerda III Demokrat NTT Diwarnai Saling Sikut Leo Lelo - Anita Gah |
![]() |
---|
Yusinta Nenobahan Syarief, Representasi Rakyat Kecil yang Terjun dalam Kerja Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.