NTT Terkini

Pengamat Pendidikan di NTT Nilai Pelibatan Guru untuk MBG Sangat Berisiko 

Pengamat Pendidikan dari Undana menilai pelibatan guru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) sangat berisiko

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
SDI NOELBAKI - Para siswa di SD Inpres Noelbaki saat menyantap makanan program MBG. 

"Pelajar itu makanan utamanya pengetahuan. Nasi mereka bisa makan di rumah. MBG belum tentu bergizi bagi orang Timur. Mereka punya menu lokal yang jauh lebih bergizi," ujarnya. 

Baca juga: Gubernur NTT Tinjau SPPG Tasifeto Timur, Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Berjalan Baik

Kepala BGN Dadan Hindayana pada 29 September 2025 mengeluarkan surat edaran (SE) nomor 5 tahun 2025 tentang pemberian Instesif bagi guru penanggung jawab makan bergizi di sekolah penerima manfaat. 

Dalam isinya, SE itu meminta setiap sekolah menunjuk satu hingga tiga guru sebagai penanggung jawab dalam distribusi MBG. Kepala Sekolah diberi wewenang untuk menunjuk guru yang dimaksud. 

"Penugasan guru PIC (penanggung jawab) yang dimaksud harus mengutamakan bagi guru bantu & honorer yang dilaksanakan dengan sistem rotasi per hari dan diatur oleh Kepala Sekolah," tulis surat itu. 

Sebagai bentuk dukungan kepada setiap guru penanggung jawab maka akan diberikan insentif sebesar Rp 100.000 sesuai dengan jumlah dari jadwal yang telah ditentukan.

"Dana dimaksud dibebankan pada biaya operasional yang berada di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekolah terkait," tulis surat itu lagi. 

Insentif akan diberikan kepada guru penanggung jawab setiap 10 hari oleh SPPG terkait. Pelaksanaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana agar dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved