NTT Terkini 

Universitas Citra Bangsa Gandeng GIZ, Buka Peluang Karier Mahasiswa dan Lulusan ke Jerman

Kolaborasi ini membuka kesempatan bagi mahasiswa dan alumni UCB untuk bekerja secara profesional di Jerman.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
PERTEMUAN - Suasana pertemuan Ketua Dewan Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri (CBIM) Ir. Abraham Paul Liyanto beserta para wakil Rektor, Dekan dengan perwakilan GIZ Indonesia Nikolaus Salo, serta jajaran pimpinan di Kampus UCB Kupang, Kamis (18/9/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang terus memperluas jejaring internasional dengan menggandeng Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia. 

Kolaborasi ini membuka kesempatan bagi mahasiswa dan alumni UCB untuk bekerja secara profesional di Jerman.

Sebagai wujud kolaborasi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri (CBIM) Ir. Abraham Paul Liyanto menerima kunjungan perwakilan GIZ Indonesia Nikolaus Salo, serta jajaran pimpinan di Kampus UCB Kupang, Kamis (18/9/2025).

Dalam pertemuan itu, Abraham Paul Liyanto menekankan pentingnya generasi muda Nusa Tenggara Timur (NTT) memperluas wawasan dan meningkatkan taraf hidup melalui pekerjaan legal di luar negeri.

"Kita di NTT harus berubah. Salah satunya dengan meningkatkan ekonomi keluarga melalui pekerjaan profesional di luar negeri. Saya membuka pintu lebar-lebar bagi semua mahasiswa yang ingin berkarya di luar negeri, termasuk lewat kerja sama dengan Jerman ini," ujar Paul Liyanto.

Baca juga: UCB Bangun Bisnis Produk Digital Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tanah Timor


Kesempatan yang sama, Perwakilan GIZ Indonesia, Nikolaus Salo putra asli Bajawa itu menjelaskan, GIZ siap memberikan pendampingan bagi mahasiswa semester akhir maupun alumni yang berminat bekerja di Jerman.

"Kami adalah organisasi resmi yang ditunjuk Kementerian Federal Jerman untuk mendukung individu sepanjang siklus migrasi: mulai dari informasi migrasi legal, pelatihan kerja, hingga reintegrasi sosial-ekonomi bagi mantan pekerja migran. Kami juga bersinergi dengan BP2MI," terang Nikolaus.

Dalam diskusi, Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi NTT, Suratmi Hamida, mengimbau kampus agar ikut mengedukasi orang tua mahasiswa terkait stigma negatif bekerja ke luar negeri.

"Selama ini kendala utama ada pada surat persetujuan orang tua. Banyak yang masih menganggap bekerja ke luar negeri identik dengan menjadi kuli, ilegal, atau perdagangan orang. Pandangan ini harus kita ubah. Kerja sama dengan kampus diharapkan memberi pemahaman tentang nilai positif bila keberangkatan dilakukan secara profesional dan legal," jelasnya. (rey)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved